EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi mayoritas menguat. Kondisi itu, mengantarkan S&P500 ke level tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan mayoritas indeks itu, terutama dipicu inflasi tingkat produsen (PPI) turun diprediksi makin memperkuat alasan The Fed memangkas suku bunga acuan.

Pemotongan suku bunga acuan dilakukan pada pertemuan pekan depan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, saham Apple anjlok 3,23 persen paska merilis Iphone terbaru menjadi katalis negatif, dan mendorong Dow Jones berakhir di zona merah. 

Berdasar data Biro Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS), inflasi tingkat produsen (PPI) pada Agustus 2025 lalu tercatat turun 0,1 persen mom berbanding terbalik dari sebelumnya direvisi menjadi surplus 0,7 persen mom, dan juga konsensus memprediksi kenaikan 0,3 persen mom.

Penguatan mayoritas indeks bursa Wall Street  seiring optimisme investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan diprediksi menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Lonjakan harga beberapa komoditas seperti minyak mentah, emas, tembaga, timah, nikel, dan respons negatif pergantian menteri keuangan akan menjadi tambahan katalis positif pasar. 

Oleh karena itu, indeks diprediksi melanjutkan penguatan. Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 11 September 2025, indeks akan menyisir kisaran support 7.620-7.540, dan resistance 7.780-7.860. menilik data dan fakta tersebut Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham berikut.

Yaitu, Multitrend Indo (BBYB), Mitra Adiperkasa (MAPI), Midi Utama (MIDI), Telekomunikasi Indonesia alias Telkom (TLKM), Rukun Raharja (RAJA), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). (*)