EmitenNews.com - Emiten Grup Salim Indomobil Multi Jasa (IMJS) merancang right issue maksimal 3 miliar eksemplar. Rencana tersebut telah mendapat izin dari para investor. Restu tersebut meluncur dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 28 Agustus 2025.

Penerbitan saham anyar tersebut dibalut dengan nilai nominal Rp200 per lembar. Setiap pemilik 115.391 saham dengan nama tercantum dalam daftar pemegang saham pada 12 November 2025 pukul 16.00 WIB berhak atas 40 ribu hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Di mana, setiap satu HMETD memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru sesuai dengan harga pelaksanaan.

Right issue akan dilaksanakan setelah mendpat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Harga pelaksanaan akan ditentukan dengan mengacu pada ketentuan berlaku. Itu sebagaimana diatur dalam Peraturan BEI No. I-A termasuk harga pelaksanaan final, dan jumlah final atas saham baru yang akan diterbitkan, akan diungkapkan dalam prospektus right issue. 

Indomobil Sukses Internasional (IMAS) sebagai pemegang 91,97 persen saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan, berdasar surat pernyataan nomor 619/IMSI/HK-384/IX/25 tanggal 11 September 2025, akan melaksanakan seluruh HMETD maksimal 2.759.113.924 HMETD. Apabila setelah alokasi masih ada, Indomobil Sukses akan mengeksekusi maksimal 240.886.076 lembar.

Seluruh dana hasil right issue akan digunakan sebagai setoran modal kepada CSM Corporatama. Selanjutnya oleh CSM digunakan untuk membiayai penyediaan unit-unit kendaraan sewa dalam mendukung kegiatan usaha, dan untuk keperluan modal kerja. Penguatan struktur permodalan CSM bukan transaksi material karena kurang dari 20 seratus ekuitas perseroan.

Right issue itu, diharap berdampak positif bagi pertumbuhan usaha perseroan, memperkuat struktur permodalan, dan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan. Peningkatan modal perseroan dalam jangka panjang diharap mendongkrak daya saing usaha, dan peningkatan hasil investasi bagi investor. Pemegang saham tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham alias dilusi. (*)