EmitenNews.com–Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga tanggal 2 September 2022, terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Sebanyak 23 calon perusahaan tercatat itu membidik total dana Rp 9,5 triliun dari penawaran umum perdana ( initial public offering /IPO) saham.


"Beberapa di antaranya dari perusahaan tersebut menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun," ungkap Nyoman Yetna, Jumat (2/9/2022).


Nyoman menjelaskan, klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 adalah empat perusahaan aset skala kecil. (aset di bawah Rp 50 miliar), lima perusahaan aset skala menengah. (aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar), 14 Perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar).


Sedangkan rincian sektornya, Nyoman menjelaskan satu perusahaan dari sektor bahan baku, dua perusahaan dari sektor industri, dua perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, satu perusahaan dari sektor konsumen primer, empat perusahaan dari sektor konsumen non-primer, empat perusahaan dari sektor teknologi, tiga perusahaan dari sektor kesehatan, dua perusahaan dari sektor energi, dua perusahaan dari sektor keuangan, dan satu perusahaan dari sektor properti & real estat, serta satu perusahaan dari sektor infrastruktur.


Saat ini, lanjut dia, perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan perusahaan yang masih dalam tahap evaluasi di BEI maupun perusahaan yang belum mendapatkan izin publikasi dari OJK. Sedangkan perusahaan yang telah berada dalam proses offering melalui e-IPO adalah PT Black Diamond Resources Tbk ( COAL ).


"Hingga saat ini kami belum dapat menyampaikan informasi terkait pipeline perusahaan tercatat saham sebelum ada izin publikasi dari OJK," papar Nyoman.


Berdasarkan catatannya, Nyoman mengatakan, sampai saat ini masih terdapat 23 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham dan berpotensi mengalami penambahan. "Kami berharap kondisi pasar modal yang kondusif, dukungan maupun supervisi dari OJK dan SRO, serta kepercayaan dari stakeholders pasar modal. Diharapkan dapat memberikan iklim positif bagi pasar modal Indonesia di masa mendatang," jelasnya.


Lebih lanjut Nyoman mengatakan, per 31 Agustus 2022, dana yang dihimpun dari IPO saham sebesar Rp 21,6 triliun. Dari sisi jumlah perusahaan tercatat, mengalami peningkatan 15 perusahaan atau 53,5% year on year (yoy) dimana tahun 2022 sebanyak 43 perusahaan. Sedangkan 2021 terdapat 28 perusahaan yang mencatatkan sahamnya.