Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Perdagangan & Investasi

KERJA SAMA - Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Pengembangan Produk Ekspor Primer Kemendag Miftah Farid, bersama Wakil Ketua Umum Bidang Diplomasi Multilateral Kadin Indonesia Andi Anzhar Cakra Wijaya, dan Ketua MASTEL Sarwoto Atmosutarno, menghadiri forum CABIS 2025 di Nanning, China, 17-21 September 2025. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Hubungan ekonomi Indonesia–Tiongkok makin erat. Itu berkat forum bisnis Guangxi-Kalimantan Selatan 2025. Business and Investment Forum 2025 Guangxi-Kalimantan Selatan tersebut berlangsung di Shangri-La Hotel, Nanning, Guangxi, Jumat, 19 September 2025.
Acara tersebut menjadi wadah penting untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dan mitra bisnis di Tiongkok. Mengusung tema “Engaging China-Indonesia business and investment with South Kalimantan government and enterprises”, forum tersebut digeber Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Pemerintah Provinsi Kalsel, China-ASEAN Business Council Joint Secretariat, dan China Young Entrepreneurs Association (CYEA).
Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Ditjen PEN Kemendag menegaskan forum tersebut sangat krusial untuk mendorong ekspor produk unggulan Indonesia sekaligus membuka peluang investasi baru. “Kalsel memiliki potensi besar sektor pertanian, perkebunan, dan industri hilir sangat diminati pasar internasional,” tegas Miftah.
Forum ini bilang Miftah, menjadi momentum strategis untuk mempertemukan pelaku usaha Indonesia, dan Tiongkok dalam menjajaki peluang kerja sama konkret. ”Kami berharap investasi yang masuk dapat memperkuat rantai pasok sekaligus meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia,” harap Miftah.
Bagi Pemerintah Provinsi Kalsel, forum tersebut menjadi langkah penting dalam memperkenalkan daerah sebagai pusat investasi baru Indonesia. “Ini kegiatan sangat bermanfaat. Satu kesempatan bagus, mempertemukan antara industri, perusahaan dan investor,” ujar Hendro Satria, Pengawas perdagangan Kabupaten Tanah Bumbu.
Tanah Bumbu, terkhusus Kalsel membuka diri bagi investasi dapat memperkuat pembangunan berkelanjutan. Sektor-sektor unggulan seperti perkebunan, pangan, energi biomassa, hingga kawasan ekonomi khusus ditawarkan sebagai peluang nyata.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan kemitraan strategis bersama mitra Tiongkok, Kalsel yakin kerja sama yang terwujud akan membawa manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat, khususnya Kalsel. Jhonlin Group, perusahaan asal Tanah Bumbu, yang menyertakan tiga anak perusahaan mengaprasiasi pemerintah Tanah Bumbu, pemerintah Kalsel, dan Kemendag sudah memfasilitasi kegiatan ini.
“Dalam setiap forum bisnis, sangat banyak antusias dan tertarik untuk berkolaborasi dengan kami. Walau dalam pertemuan itu, belum ada yang sampai MoU, tapi ke depan tidak menutup kemungkinan akan ada kerja sama yang terjadi antara perusahaan di China dengan Jhonlin Group,” jelas Mathirlan Romadhoni, General Manager Jhonlin Agro Raya, aktif mengikuti semua pertemuan bisnis di Nanning antara 17-21 September 2025.
Dalam forum ini juga ditandai dengan penandatanganan dua nota kesepahaman alias Memorandum of Understanding (MoU) yaitu: kerja sama antara Liuzhou Polytechnic University (LZPU) dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dan kerja sama antara Guangxi Kehong Pest Control Co., Ltd. dengan CV. Menata Citra Selaras (MCS), perusahaan asal Tanah Bumbu, Kalsel.
Selain itu, forum tersebut juga menghadirkan sesi promosi investasi, perdagangan berbagai perusahaan, dan kawasan industri strategis, baik dari Indonesia maupun Tiongkok. Nah, dari Indonesia, tampil antara lain Johnlin Agro Mandiri, Johnlin Agro Raya, Visi Global Teknologi (VGT), pengelola KEK Setangga Tanah Bumbu, hingga CV. Menata Citra Selaras (MCS).
Sementara itu, mitra Tiongkok diwakili Green Environmental Technology Co., Ltd., Guangxi Kehong Pest Control Co., Ltd., Guangxi Hongyu Steel Structure Co., Ltd., dan Hexi High-Tech Industrial Development Zone Liuzhou. Forum ditutup dengan sesi business matching mempertemukan pelaku usaha kedua negara, membuka peluang investasi sektor perkebunan, pengolahan kayu, energi biomassa, pangan, hingga teknologi ramah lingkungan.
Melalui forum tersebut, Kalsel menegaskan posisinya sebagai pintu strategis investasi di Indonesia, khususnya di sektor pertanian, perkebunan, dan industri hilir. Kerja sama konkret yang dihasilkan diharapkan mampu memperkuat rantai pasok, dan memperluas pasar ekspor produk unggulan Indonesia ke Tiongkok dan ASEAN. (*)
Related News

Sektor Pertanian Serap 28,53 Persen Tenaga Kerja di Kuartal II

Pembangunan Akses Jalan Stasiun Kereta Cepat Karawang Dikebut

BTN Pastikan Tambahan Likuiditas Rp25T Terserap Optimal Akhir 2025

Pelaku Usaha Wait and See, Rp2.372T Pinjaman Belum Dicairkan

Rupiah Menguat 0,30 Persen pada September 2025

Rusak Kredibilitas Pemerintah, Menkeu Purbaya Tak Dukung Tax Amnesty