EmitenNews.com - Indosat (ISAT) sepanjang tahun 2024 membukukan  pendapatan tumbuh 9,1 persen secara tahunan menjadi menjadi Rp 55.886 triliun pada akhir tahun 2024. Sementara   Laba Periode tahun berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar Rp4,91 triliun atau tumbuh 9 persen secara tahunan.

Kenaikan penaptan didorong, pendapatan selular yang meningkat sebesar 7,5 persen dibandingkan 2023, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Data dan jasa interkoneksi yang diimbangi penurunan pendapatan Telepon.

Selain itu,pendapatan MIDI juga  meningkat sebesar 23,4 persen dibandingkan 2023 ditopang peningkatan pendapatan Internet Tetap, Konektivitas Tetap, dan Layanan IT.

Tapi pendapatan Telekomunikasi Tetap menyusut 14,1 persen dibandingkan 2023 dikontribusi oleh penurunan pendapatan Telepon Internasional yang dimbangi oleh kenaikan telepon jaringan tetap.

Dalam  keterangan resmi Senin(10/2/2025) menyampaikan bahwa basisnya ISAT  turun sebesar 4,1 juta menjadi 94,7 juta pada tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 karena konsolidasi SIM di pasar.

Hal itu diimbangi  ARPU untuk pelanggan seluler meningkat menjadi Rp 38 ribu pada tahun 2024, mencatat kenaikan sebesar 6,6 persen atau Rp 2,4 ribu lebih tinggi daripada pada tahun 2023. Trafik data mengalami peningkatan 12,2 persen secara tahunan.

Walau beban bengkak 10,4 persen secara tahunan menjadi Rp45,049 triliun pada 2024. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan Beban Penyelenggaraan Jasa, Beban Penyusutan dan Amortisasi, Beban Karyawan, Beban Pemasaran, Beban Umum dan Administrasi dan penurunan Penghasilan (Beban) operasional lain-lain - bersih

Sedangkan EBITDA tumbuh lebih tinggi  daripada pendapatan dengan peningkatan sebesar 10,2 persen secara tahunan menjadi Rp 26,375 triliun. Margin EBITDA berada pada 47,2 persen di 2024.

“Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp4,91 triliun atau naik sebesar Rp 404,4 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan penurunan beban lain-lain bersih yang diimbangi oleh peningkatan beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi, beban karyawan, beban pemasaran, dan beban umum dan administrasi dan penurunan penghasilan (beban) operasional lain-lain – bersih,” tulis manajemen ISAT.

ISAT memiliki utang pokok (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp14.916 triliun. Pada sisi lain,  kas Perusahaan per tanggal 31 Desember 2024 sebesar Rp4,454 triliun. sehingga utang bersih sebesar Rp10,461 triliun.