EmitenNews.com - Di tengah modal asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN), Bank Indonesia (BI) mencatat industri asuransi dan dana pensiun membeli SBN sebanyak Rp83,2 triliun. Angka tersebut merupakan akumulasi pembelian dari Januari hingga 19 Mei 2022.


Pembelian agresif obligasi negara tersebut dilakukan di tengah modal asing yang keluar dari pasar SBN sebesar Rp105 triliun (ytd).


"Hal ini membantu meredakan tekanan pasar keuangan Indonesia dan meningkatkan kepercayaan pasar," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam Indonesian Financial Group International (IFG) Conference 2022 di Jakarta, Selasa (31/5).


Maka dari itu ia menekankan pentingnya peran asuransi dan program pensiun di masa pandemi COVID-19 bagi pasar keuangan Indonesia.


Adapun semenjak pandemi, kepemilikan asing di SBN menurun dari 35 persen pada masa sebelum COVID-19 dan 40,5 persen pada Januari 2018 menjadi di bawah 20 persen.


Bahkan pada 8 Mei 2022, kepemilikan asing di pasar obligasi negara hanya sebesar 16,3 persen sehingga pengurangan porsi asing tersebut memberikan tekanan signifikan pada pasar keuangan domestik, terutama untuk nilai tukar rupiah dan imbal hasil obligasi.


Untuk memitigasi risiko yang ada dari kondisi tersebut, Destry mengatakan pihaknya mengintensifkan kebijakan triple intervensi di pasar spot, pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pasar obligasi dengan membeli SBN di pasar sekunder.


"Dalam situasi ini, dana pensiun serta perusahaan asuransi secara agresif membeli SBN," ungkapnya.(fj)