Inflasi AS Melebihi Ekspektasi, Profit Taking Sandera IHSG
Seseroang tengah melintas di depan kantor Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 12 Juli 2024 akan bergerak cenderung melemah terbatas. IHSG akan berayun untuk menguji level classic support 7.275, dan resistance level 7.350.
Sentimen pendukung pelemahan IHSG yaitu aksi taking profit. Investor khawatir setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan tingkat inflasi melandai pada Juni 2024 ke posisi 3 persen YoY. Itu salah satu cara mitigasi dari para investor untuk menghindari fluktuasi harga saham sembari pengumuman The Fed soal suku bunga AS.
Sementara itu, secara teknikal IHSG masih tertahan pada resistance psikologis 7.300. IHSG sangat rentan untuk mengalami penurunan hari ini. Di sisi lain, saham-saham big caps serempak mengalami pelemahan seperti BBCA, BREN, hingga BBRI.
Pada perdagangan kemarin, IHSG menguat 13,3 point alias 0,18 persen ke level 7.300. Total nilai transaksi Rp8,1 triliun, jumlah lembar saham diperdagangkan sebesar 15,2 miliar lembar saham, dan investor asing mencatat net buy Rp538 miliar.
Menilik data itu, Stocknow.id menyodorkan sejumlah saham untuk perdagangan Kali ini. Yaitu, Perusahaan Gas Negara (PGAS) Rp1.560 per saham. Japfa Comfeed (JPFA) Rp1.620 per lembar.
Kalbe Farma (KLBF) dengan rekomendasi beli Rp1.565, take profit Rp1.615, dan stop loss Rp1.505. Kemudian, Elang Mahkota alias Emtek (EMTK) dengan rekomendasi beli Rp446, take profit Rp460-472, dan stop loss Rp430 per lembar.
Di sisi lain, inflasi AS turun lebih cepat dari perkiraan menjadi 3 persen Juni 2024 menekan dolar AS (USD), dan meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga. Penurunan ini lebih besar dari ekspektasi ekonom 3,1 persen, dan merupakan kali pertama inflasi mencapai 3 persen sejak Maret 2021.
Akibatnya, imbal hasil obligasi turun karena para pedagang meningkatkan taruhan pada dua penurunan suku bunga tahun ini. Data Biro Statistik Tenaga Kerja memberi angin segar bagi The Federal Reserve (The Fed) sedang mempertimbangkan seberapa cepat menurunkan suku bunga dari level tertinggi dalam 23 tahun terakhir.
Presiden Joe Biden menyatakan angka-angka tersebut menunjukkan kemajuan signifikan AS dalam memerangi inflasi. USD turun 0,7 persen terhadap sekeranjang mata uang setelah publikasi data tersebut, mencerminkan respons pasar terhadap prospek kebijakan moneter lebih longgar. (*)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha