EmitenNews.com - Tunjangan Hari Raya (THR) salah satu paling ditunggu-tunggu pekerja atau karyawan menjelang Lebaran seperti saat ini. THR selalu datang bersamaan dengan derasnya kebutuhan menjelang Lebaran. Maka perlu bijak mengelola THR agar manfaat THR dapat dirasakan dalam jangka waktu lebih panjang. 

Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Danica Adhitama mengatakan penggunaan THR untuk keperluan menjelang lebaran seperti biaya mudik, belanja baju, dan sederet pengeluaran lainnya wajar. Namun, perlu ada daftar prioritas alokasi yang disusun berdasarkan urutan kebutuhan. Mulai dari hal terpenting, dan jangan lupa untuk menyertakan poin investasi di dalamnya. 

Merujuk hasil kajian big data analysis Continuum Indonesia dan INDEF pada 2021 lalu, 90 persen uang THR pekerja Indonesia dihabiskan untuk berbelanja. Saat bersamaan, hanya 6,6 persen dana digunakan untuk menabung, dan berinvestasi. Kajian ini juga menyatakan mindset masyarakat terhadap THR hanya digunakan, dan harus habis untuk keperluan Lebaran perlu diubah. 

“Pola pikir dalam mengelola THR perlu diubah. Anggapan THR membuat pendapatan menjelang Lebaran meningkat dua kali lipat dari bulan-bulan lainnya, dan harus dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran perlu ditekan. Dengan daftar prioritas, kita bisa mengatur pengeluaran sesuai kebutuhan, dan sesuai rencana. Setelah zakat dan kebutuhan penting lain, sebisa mungkin menghindari pengeluaran impulsif, dan terpenting menyisihkan uang THR untuk investasi masa depan,” ujar Danica.  

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekomendasikan 20 persen dari THR harus dialokasikan sebagai investasi. Dengan menyisakan 20 persen untuk investasi, dapat dipastikan manfaat THR akan dirasakan lebih lama. Bahkan OJK merekomendasikan sejak awal diterima sebaiknya langsung menggunakan THR untuk melunasi utang, dan cicilan produktif.  

Setelah itu dilanjutkan dengan menyisihkan 20 persen untuk investasi, dan sisanya dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran seperti belanja kebutuhan pokok untuk hari raya termasuk kebutuhan untuk mudik, memenuhi kebutuhan tambahan di hari raya seperti  baju baru, dan lain-lain.  

Khusus untuk 20 persen alokasi investasi, terdapat beberapa alternatif investasi jangka pendek atau jangka panjang dapat menjadi pilihan agar manfaat THR dapat dirasakan lebih lama. Investasi jangka pendek bisa berupa reksa dana pasar uang yang diinvestasikan pada instrumen pasar uang atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Sedang investasi jangka lebih panjang juga bisa dilakukan Reksa dana saham atau obligasi pemerintah. Investasi jenis ini biasanya memberi potensi keuntungan lebih besar dengan jangka waktu di atas 5 tahun.

Selanjutnya kata Danica, saat ini, untuk dapat menggunakan produk-produk investasi sangat mudah. Dengan keterlibatan teknologi para penyedia investasi seperti perusahaan manajer investasi atau startup investasi telah menggunakan banyak kanal dalam memasarkan produk investasi. Sehingga makin mempermudah penetrasi layanan investasi kepada masyarakat. 

Namun, perlu diperhatikan apapun layanan menjadi pilihan harus berada di bawah pengawasan OJK.  “Mengalokasikan THR melalui investasi dalam reksa dana merupakan salah satu langkah bijak untuk memperoleh manfaat THR lebih lama. Dengan memilih reksa dana pendapatan tetap atau obligasi ritel pemerintah karena imbal hasil tinggi, dan cenderung aman adalah pilihan yang kami rekomendasikan,” ujar Danica. 

Apalagi seperti sekarang, di mana obligasi sangat prospektif akan terjadi penurunan suku bunga pada Juli mendatang. Penurunan suku bunga akan berdampak pada kenaikan attractiveness, dan potensi kenaikan pasar obligasi. Dengan begitu, tahun ini obligasi diprediksi menjadi salah satu pilihan investasi dengan tingkat keuntungan paling optimal. (*)