EmitenNews.com -PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) terus berupaya melakukan berbagai inovasi untuk memperkuat daya saing sekaligus menjawab tantangan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit nasional. Langkah yang sesuai visi Astra Agro yang ingin menjadi perusahaan agrobisnis yang paling produktIf dan paling inovatIf di dunia ini diwujudkan melalui riset dan pengembangan (R&D).

Perseroan memiliki pusat R&D di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, yang melahirkan bibit-bibit unggul serta pupuk hayati yang mampu mendorong peningkatan produksi serta melestarikan keragaman hayati.

Dalam rangkaian acara media gathering Talk to the CEO 2025, yang rutin digelar setiap tahun, para jurnalis nasional maupun lokal berkesempatan mengunjungi langsung Pusat R&D Astra Agro di Kalimantan Tengah. Senior Vice President Research and Development Astra Agro Lestari Cahyo Wibowo menyebutkan bahwa kegiatan riset merupakan bagian integral dari implementasi visi dan misi perusahaan.

“Sejak awal berdirinya, Astra Agro telah menanamkan semangat untuk menjadikan perusahaan ini sebagai yang paling produktif dan inovatif di dunia. Karena itu, investasi jangka panjang melalui riset menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan,” ujarnya.

Salah satu fokus riset utama Astra Agro adalah pengembangan biokontrol, sebagai solusi ramah lingkungan dalam pengelolaan hama dan penyakit tanaman, sekaligus mensukseskan program ketahanan pangan. Sebagai informasi, biokontrol memanfaatkan musuh alami, mikroba, atau produk turunannya untuk menekan populasi hama dan penyakit tanpa ketergantungan pada pestisida sintetIs.

“Sejak R&D kami berdiri pada 2008, pengembangan biokontrol telah menjadi salah satu pilar utama. Upaya ini bukan hanya mengurangi polusi lingkungan dan risiko kesehatan, tetapi juga memperkaya keanekaragaman hayati serta mendukung climate-smart agriculture,” ungkap Cahyo Wibowo.

Cahyo mengakui bahwa upaya menemukan berbagai solusi dan inovasi baru bukanlah perkara mudah. Tantangan seringkali dihadapi, terlebih ketika tujuan akhirnya adalah untuk mendukung kepentingan nasional agar industri kelapa sawit dapat terus menjadi penopang penting perekonomian Indonesia. Namun, Astra Agro meyakini bahwa kunci utama keberhasilan riset dan pengembangan terletak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Atas dasar itu, perusahaan terus berinvestasi secara konsisten dalam peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM di seluruh lini organisasi.

Atas upaya dan keyakinan tersebut program riset yang berkesinambungan mulai terlihat nyata. Sejak 2013 R&D Astra Agro telah melakukan riset hingga berhasil mengembangkan pupuk hayati Astra Efficient Microbe (Astemic), yang merupakan hasil pemanfaatan mikroba unggul dari kebun-kebun Astra Agro sendiri.

Inovasi ini Ddak hanya meningkatkan kesehatan tanah dan penyerapan hara, tapi juga lebih efisien dengan menurunkan ketergantungan pada pupuk anorganik hingga 25%. Pengurangan pupuk ini akan mampu menekan emisi karbon dan menjadi bukti nyata dalam penerapan prinsip pertanian berkelanjutan. Melalui rencana kerjasama dengan BRIN, perusahaan berupaya melanjutkan inovasi ini agar menghasilkan formulasi pupuk hayati baru yang semakin efisien dan ramah lingkungan.

Tak hanya itu, pada tahun 2020, Astra Agro juga merilis Dga varietas unggul kelapa sawit hasil pengembangan internal, yakni AAL Lestari, AAL Sejahtera, dan AAL Nirmala. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan peningkatan produktivitas tanpa perluasan lahan tanam. Lima tahun berselang, yakni pada 2025 ini Astra Agro kembali melepas bibit-bibit unggul dengan berbagai pembaruan serta keunggulan bernama DxP AAL Nirmala MRG, DxP AAL Lestari MRG, DxP AAL Sejahtera MRG. Ketiganya merupakan varietas yang toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang yang menjadi ancaman utama perkebunan kelapa sawit, atau kerap disebut penyakit Ganoderma.

Adapun ketiga varietas baru tersebut, melengkapi Dga varietas sebelumnya yang telah terbukti unggul dalam produktivitas. “Penyakit Ganoderma sudah menyebar luas di beberapa wilayah seperti Sulawesi Barat dan Sumatera. Karena itu, kami berupaya mengembangkan varietas yang memiliki ketahanan moderat terhadap penyakit ini, disertai kultur teknis yang baik agar tetap menghasilkan produktivitas tinggi,” ujar Cahyo.

Selain ketahanan terhadap penyakit, varietas terbaru ini juga dirancang untuk mencegah partenokarpi atau buah kempet, sehingga kualitas buah lebih terjaga. Dengan kombinasi produktivitas tinggi, ketahanan penyakit, dan efisiensi budidaya, Astra Agro berharap varietas ini dapat menjadi solusi bagi industri sawit nasional dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

Sementara itu, Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian Ebi Rulianti menambahkan pupuk hayati dan varietas bibit-bibit unggul buatan Astra Agro diharapkan dapat bermanfaat dalam menunjang dan memajukan industri kelapa sawit Nasional.

“Pengaplikasian pupuk hayati sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak residu pupuk anorganik yang dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas tanah sebagai media tanam baik dari segi fisika, kimia maupun biologi tanahnya. Demikian juga pemanfaatan biokontrol dan benih unggul bermutu sangat diharapkan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu kelapa sawit dan olahannya,” pungkasnya.