Investor Disarankan Wait and See, Saham ASII, ERAA, BIPI, SIDO dan HEAL Layak Dicermati
EmitenNews.com -Indeks utama Wall Street ditutup memerah selama dua hari berturut-turut pada perdagangan Rabu & Kamis (16 & 17 Agustus 2023) yang bervolatilitas tinggi, secara data ekonomi yang bersemangat malah memicu kekhawatiran bahwa suku bunga harus bertahan tinggi untuk waktu yang lebih lama. S&P500 sudah turun 2.7% selama 3 sesi perdagangan terakhir, merupakan penurunan 3 hari terbanyak sejak pertengahan Maret lalu.
Nasdaq juga sudah anjlok 3.4% selama 3 hari terakhir, merupakan penurunan 3 hari terbesar sejak bulan Februari lalu. Ditambah lagi dengan yield obligasi negara AS tenor 10 tahun menyentuh titik tertinggi sejak Oktober, secara sejumlah data ekonomi yang kuat telah dirilis pekan ini memicu kekhawatiran bahwa The Fed akan masih menahan kebijakan moneter ketatnya.
Mayoritas pelaku pasar mengharapkan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tetap di posisi saat ini pada FOMC Meeting bulan September nanti, meskipun probabilitas tersebut telah turun menjadi 86.5% dari sekitar 89% seminggu sebelumnya, seperti dikutip dari CME Group FedWatch tool.
Pada hari Rabu, AS melaporkan Industrial & Manufacturing Production bulan Juli yang secara bulanan meningkat masing-masing sebesar 1.0% mom dan 0.5% mom; keduanya di atas ekspektasi. Sedangkan Building Permits dan Housing Starts bulan Juli juga alami peningkatan secara bulanan masing-masing sebesar 0.1% mom dan 3.9% mom ; lagi-lagi keduanya di atas perkiraan.
Ditambah lagi pada hari Kamisnya, AS merilis data Initial Jobless Claims di angka 239 ribu, sedikit lebih baik dari perkiraan 240 ribu, menandakan pasar tenaga kerja masih ketat. Bahkan Philadelphia Fed Manufacturing Index untuk bulan Agustus naik signifikan ke teritori positif 12 (merupakan pembacaan positif pertama sejak September tahun lalu), meroket tinggi daripada forecast maupun periode sebelumnya di ranah negatif ; menandakan kondisi manufaktur di wilayah Philadelphia mulai membaik.
Notulen dari rapat Federal Reserve bulan Juli lalu menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan memprioritaskan pertempuran melawan inflasi masih harus terus berlanjut, menambah ketidakpastian tentang jalur suku bunga bank sentral AS.
Sementara itu dari belahan dunia lain, data ekonomi yang sudah diumumkan dua hari belakangan ini di antaranya adalah : Korea Selatan melaporkan surplus Trade Balance yang ketiga kalinya di tahun ini, setelah sebelumnya terbenam di area defisit sejak April 2022. Namun tidak demikian dengan Jepang yang secara tak terduga malah melaporkan defisit Trade Balance bulan Juli di angka 78.7 miliar Yen, anjlok dari perkiraan dan periode sebelumnya yang sempat surplus.
Bicara mengenai Trade Balance, Jerman tak mau kalah dengan merilis surplus Trade Balance (Juni) sebesar EUR 23 miliar, lebih tinggi dari forecast maupun previous period yang defisit tipis 300 juta Euro. Kabar baik datang dari Inggris yang berhasil laporkan CPI yang semakin terkendali dari posisi 7.9% bulan Juni, kali ini sukses melandai ke 6.8% di bulan Juli (sesuai ekspektasi). Zona Euro mencatat Employment Change secara keseluruhan di kuartal 2 / 2023 catatkan peningkatan 344.500 pekerjaan baru.
Mereka punya Industrial Production di bulan Juni juga semakin membaik, baik secara bulanan maupun tahunan. Pagi ini Jepang telah laporkan data National CPI (Juli) yang masih kukuh berada di posisi sama dengan bulan lalu yaitu 3.3% yoy, walau ada penurunan di Inflasi Inti menjadi sebesar 3.1% yoy (sesuai ekspektasi). Selanjutnya sepanjang hari ini, data ekonomi global yang ditunggu adalah Retail Sales Inggris (Juli) serta CPI & Core CPI Eurozone (Juli).
Menimbang posisi closing IHSG hari Rabu lalu sebelum libur hari raya Kemerdekaan RI, memang IHSG berhasil ditarik kembali ke atas Support MA10 & MA20 namun posisi saat ini belum tentu aman dari ancaman longsoran lebih lanjut mengikuti pattern (bullish) Flag; yang serendah-rendahnya perlu Uji support di sekitar 6820-6800. IHSG baru akan confirm lanjutkan swing bullish ini jika mampu Closing di atas 6930.
“Oleh karena itu Nh Korindo Sekuritas menyarankan agar para investor/trader agak menahan diri untuk menambah posisi portfolio di penghujung pekan ini, serta hanya Average UP jika Resistance tersebut ditembus,” kata Liza C. Suryanata Head Of Research Nh Korindo Sekuritas.
ASII Buy Entry level 6700-6750 Average up >6800 Target 7000 / 7300 SL 6500
ERAA Buy Entry level 500-510 Target 540-545 / 550-560 / 580 / 600 SL 494
BIPI Speculative Buy Entry Level : 116 Average Up >118 Target: 122 / 128-131 Stoploss: 112.
SIDO Speculative Buy Entry level 640-635 Average up >655 Target 700 SL 615
HEAL Buy on Weakness Entry level 1405-1420 Average up >1450 Target 1500 / 1530 SL 1385
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha