EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak menguat terbatas. Itu menyusul Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) di atas perkiraan. Selain itu, para pelaku pasar masih akan menunggu neraca dagang diperkirakan kembali surplus.
”Kami perkirakan Indeks bergerak pada rentang support 6.920, dan resisten 6.990,” tutur Alwin Rusli, Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Rabu, 15 Februari 2023.
Secara teknikal, Indeks masih akan menguji area resistance 6.965. Kalau berhasil breakout, Indeks dapat keluar dari fase konsolidasi. Sementara, beberapa saham memiliki potensi naik untuk perdagangan hari ini antara lain SIDO, AKRA, INTP, MIKA, ISAT BRIS, LPPF, ENRG, dan MYOR.
Menyudahi perdagangan Selasa, 14 Februari 2023, Indeks menguat 0,60 persen menjadi 6.942. Beberapa sektor mengalami penguatan di antaranya technology surplus 1,85 persen, energy naik 1,22 persen, dan transportasi dan logistik menanjak 1,03 persen. Investor asing tercatat membukukan net buy pasar reguler Rp410 miliar. Saham paling banyak dibeli investor asing BBRI, BBCA, dan BBNI.
Sementara itu, ketiga indeks utama bursa AS ditutup bervariasi. AS merilis data inflasi di atas konsensus meski mengalami perlambatan. Kondisi itu, membuat The Fed masih berpotensi memerangi inflasi dengan pengetatan kebijakan.
Pagi ini, bursa Asia sudah diperdagangkan mix cenderung melemah. Indeks Nikkei 225 menguat tipis 0,08 persen, dan Indeks Kospi melemah 0,84 persen. Pagi ini, Korea Selatan (Korsel) merilis data unemployment rate mengalami penurunan. (*)
Related News
Kemnaker Rilis Biaya Hidup Layak di 38 Provinsi, Tertinggi DKI Jakarta
IHSG Bangkit di Awal Pekan, Sektor Energi Jadi Penopang
IHSG Volatil Naik 0,19 Persen di Sesi I, ARB SUPA Jadi Pemberat
PLN Tes Kesiapan SPKLU Jelang Libur Nataru
BSN Beroperasi, Jadi Katalisator Industri Perbankan Syariah Nasional
Kilang Pertamina Luncurkan Lagi Produk Setara Euro 5; UltraDex





