Dimana sesuai beleid Keputusan Direktur Jenderal  Perdagangan Luar Negeri  Nomor 19 /DAGLU/KEP/ 12/2022, Tentang Penetapan Rasio  Pengali  Sebagai  Dasar  Penetapan Hak Ekspor Crude Palm Oil,  Refined,  Bleached,  And Deodorized Palm Oil,  Refined, Bleached,  And Deodorized Palm Olein,  dan Used  Cooking Oil, telah menetapkan  Rasio Pengali sebesar 6 (enam) kali dari besaran  hasil validasi  terhadap  pelaksanaan pemenuhan  kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation) untuk Crude Palm  Oil dan/ atau minyak goreng yang dilaporkan  melalui SIMIRAH,  sebagai  dasar penetapan   Hak   Ekspor  Crude Palm Oil, Refined, Bleached, and Deodorized Palm  Oil,  Refined, Bleached,  and Deodorized Palm  Olein, dan  Used Cooking Oil,  dan disampaikan  kepada Lembaga  National Single  Window  untuk menjadi   referensi pada Sistem   Indonesia National   Single    Window    (SINSW)     dalam   validasi   pengajuan Persetujuan  Ekspor.

 

“Ketentuan  mengenai penetapan  besaran rasio pengali akan   diberlakukan terhadap  data  hasil validasi pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dalam  negeri  (domestic  market obligation) untuk Crude Palm  Oil dan/ atau minyak goreng  yang bersumber dari  data pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (domestic  market obligation) untuk Crude Palm   Oil dan/atau  minyak  goreng  pada SIMIRAH, yang  diterima  oleh  Sistem   Indonesia   National   Single   Window (SINSW)  terhitung  sejak tanggal 1  Januari  2023,” demikian catat regulasi tersebut.

 

Sehingga dengan demikian Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri  Nomor 18/DAGLU/KEP/ 10/2022, sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan  kebutuhan hukum bagi pelaku usaha sehingga perlu  diganti.