Jelang Diakuisisi Asing, Bos KRYA Divestasi Miliaran Rupiah

Manajemen PT Bangun Karya Perkasa (KRYA) ketika mencatatkan sahamnya di BEI.
EmitenNews.com - PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA), emiten sektor konstruksi publik, kembali menjadi sorotan pasar. Salah satu pemegang saham utamanya, Brigitta Notoatmodjo, telah melepas 133,07 juta saham atau setara 7,998 persen kepemilikannya pada 3 Juli 2025. Transaksi ini dilakukan dengan harga Rp29 per saham, sehingga menghasilkan dana segar sekitar Rp3,8 miliar.
Menariknya, aksi divestasi ini bukanlah transaksi biasa. Dalam keterbukaan informasi, Brigitta menyebut bahwa penjualan saham ini merupakan bagian dari tahap pertama proses pengambilalihan yang melibatkan kelompok investor asing yang tergabung dalam organisasi strategis.
Mereka adalah Huashang Investment Group dan Cahaya Intan Niaga, yang disebut tengah mempersiapkan aksi korporasi lebih lanjut di KRYA.
“Jenis transaksi ini dilakukan melalui mekanisme Free of Payment (FOP),” tulis Brigitta dalam keterangan resmi yang dirilis pada Jumat (4/7).
Brigitta sendiri telah menjadi pemegang saham KRYA sejak 2019, ketika menyetor modal Rp5,625 miliar untuk menguasai 45 persen saham. Namun porsi itu terdilusi menjadi 17,31 persen pada 2022, setelah perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) menjadi Rp25 per lembar.
Di tengah dinamika kepemilikan, saham KRYA justru mencatat performa cemerlang. Dalam satu tahun terakhir, saham ini melonjak hingga 392 persen, dari level terendah Rp50 hingga sempat menyentuh Rp324 per lembar di pasar reguler.
Sebelumnya, Direktur Utama KRYA, Dharmo Budiono, menyampaikan bahwa perusahaan dan sejumlah pemegang saham tengah dalam proses negosiasi lanjutan untuk pengambilalihan saham. Investor strategis yang disebutkan termasuk Rich Step International Ltd, EVMOTO Teknologi Indonesia, dan Green Power Group (LABA).
Adapun pemegang saham yang ikut dalam proses ini, selain Brigitta, antara lain Pramana Budihardjo dan Dharmo Budiono sendiri.
Sebagai informasi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) melalui keterangan Direkturnya, Brigitta Notoatmodjo pada Selasa (1/7) mengumumkan bahwa para pemegang saham utamanya saat ini yakni, PT Bangun Karya Artha Lestari, Hok Gwan (Dharmo Budiono), Brigitta Notoatmodjo, dan Pramana Budihardjo secara bersamaan tengah menjalani proses negosiasi penjualan saham kepada Rich Step Internasional Ltd. perusahaan yang berasal dari Hong Kong.
Pengambilalihan akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan dilakukan pengalihan sejumlah 133.115.000 lembar atau 8 persen dari total modal ditempatkan, dan disetor penuh perseroan. Setelah uji tuntas (Due Diligence) tuntas, tahap kedua akan dilakukan akuisisi 1.031.645.000 lembar atau 62 persen dari total modal ditempatkan, dan disetor penuh perseroan.
Calon pembeli telah menunjukkan keseriusan, dan telah siap untuk melakukan untuk melakukan due diligence) terhadap perseroan. ”Akuisisi dilakukan setelah uji tuntas selesai. Perseroan telah melakukan serangkaian proses transaksi pengambilalihan berdasar ketentuan peraturan perundang-undangan,” tegas Dharmo Budiono, Direktur Utama Bangun Karya.
Sementara itu, alasan Green Power bersama RSIL, dan Bangun Karya berencana untuk melakukan sinergi dalam industri energi baru terbarukan (EBT) di masa mendatang. ”Dengan sinergi itu, kami bertekad menjadi pemain utama industri EBT nasional,” ucap An Shaohong, Direktur Utama Green Power.
Related News

Impack Pratama (IMPC) Suntik Modal Anak Usaha Puluhan Miliar

Bos TPIA Cicil Saham Jelang IPO Anak Usaha

Listing 10 Juli, OJK Putuskan Saham MERI sebagai Efek Syariah

Remala (DATA) Ungkap Sisa Dana IPO Masih Mengendap!

Emiten Asuransi Ini Jadwalkan Dividen Yield Jumbo, Minat?

Emiten Aguan–Tomy Winata (JIHD) Tak Bagi Dividen Tahun Buku 2024