Jelang Lebaran 2025, OJK Ungkap Kredit Pay Later Melonjak

Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan. dok. Investor Daily.
EmitenNews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan trend peningkatan pembiayaan melalui fintech peer to peer (P2P) lending dan Buy Now Pay Later (BNPL) menjelang Lebaran 2025. Pembiayaan BNPL melalui perusahaan naik 41,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Desember 2024, pertumbuhan BNPL tercatat 37,6% yoy dengan nilai outstanding mencapai Rp7,12 triliun.
Dalam keterangannya seperti dikutip Rabu (5/3/2025), Kepala Eksekutif Pengawas PVML OJK, Agusman, menyampaikan bahwa pembiayaan BNPL melalui perusahaan pembiayaan naik 41,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada Desember 2024, pertumbuhan BNPL tercatat 37,6% yoy dengan nilai outstanding Rp7,12 triliun.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing financing/NPF) gross pada sektor ini berada di angka 3,70%.
Di luar itu, pembiayaan melalui pinjaman daring (peer-to-peer/P2P lending) juga tumbuh signifikan. Pada Januari 2025, nilai outstanding pinjaman daring meningkat 29,94% yoy, melanjutkan trend pertumbuhan 29,14% yoy pada Desember 2024.
Bila dilihat, secara nominal, outstanding P2P lending mencapai Rp78,5 triliun dengan tingkat wanprestasi (TWP 90) yang tetap terjaga di level 2,52%.
Dalam catatan Agusman, trend ini sejalan dengan pola yang terjadi tahun sebelumnya. Pada 2024, outstanding BNPL dan industri pinjaman daring melonjak signifikan antara Maret dan April, bertepatan dengan momentum Ramadan dan Lebaran 2025.
"Tercermin dari fakta tersebut, lebaran tahun ini pembiayaan BNPL dan pindar juga akan meningkat, tapi diharap lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan NPF," ungkap Agusman dalam Konferensi Pers RDKB OJK, secara virtual, Selasa, (4/3/2025).
Satu hal, terjaganya rasio pembiayaan bermasalah menunjukkan tingginya permintaan dari masyarakat, namun tetap membutuhkan kewaspadaan. Pasalnya, Peningkatan transaksi digital ini didorong oleh maraknya penggunaan BNPL dan pinjaman daring oleh generasi muda untuk berbelanja di e-commerce.
Sebelumnya, OJK mengungkapkan, fasilitas pembiayaan perbankan buy now pay later secara konsisten mencatat pertumbuhan tinggi. Per Januari 2025 penyaluran kredit bank melalui skema pay later mencapai Rp22,57 triliun. Terjadi kenaikan 45,73 persen secara tahunan (yoy).
"Porsi kredit BNPL perbankan tercatat 0,29%," kata Kepala Eksekutif pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Februari 2025, Selasa (4/3/2025).
Pada periode yang sama, jumlah rekening naik dari 23,99 juta menjadi 24,44 juta akun.
Sementara itu, BNPL oleh perusahaan pembiayaan per Desember 2024 tercatat sebesar Rp 7,12 triliun, tumbuh 41,9% yoy.
OJK melaporkan pertumbuhan kredit industri perbankan pada bulan pertama tahun ini naik 10,27% secara tahunan (yoy) menjadi Rp7.782 triliun. Pertumbuhan pada Januari 2025 sedikit turun dibandingkan dengan posisi Desember 2024 yang naik 10,39%yoy.
Data OJK menunjukkan, pertumbuhan kredit pada Januari 2025 ditopang oleh segmen investasi yang naik 13,22% yoy. Lalu kredit konsumsi tumbuh 10,37% yoy dan kredit investasi naik 8,4% yoy. ***
Related News

Longgarkan Likuiditas, BI Naikkan KLM Jadi 5 Persen per 1 April

BI - RBA Perbarui Perjanjian Swap Bilateral dalam Mata Uang Lokal

BEI Ungkap Kaji Buka Kode Broker Dan Domisili Investor

Tangkal Gejolak Market, Ini Permintaan Pelaku Pasar kepada OJK

OJK Tunda Short Selling, Kaji Buyback Tanpa RUPS

BEI, OJK dan Pelaku Pasar Gelar Pertemuan Terkait Merosotnya IHSG