Jika Proses Restrukturisasi Utang GIAA Gagal, Kementerian BUMN Buka Opsi Pailit

EmitenNews.com - Pemerintah sudah menyiapkan opsi bila proses restrukturisasi utang PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dengan kreditur menemui jalan buntu. Kementerian BUMN membuka opsi mempailitkan BUMN penerbangan yang merugi USD2,44 miliar itu. Kementerian BUMN telah menyiapkan transformasi maskapai Pelita Air dari air charter sebagai maskapai full service domestik.
“Kalau mentok ya kita tutup. Tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar,” kata Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam diskusi dengan sejumlah pemimpin redaksi. seperti dikutip Senin (18/10/2021).
Masalah utama Garuda adalah biaya leasing yang melebihi kewajaran dan jenis pesawat yang digunakan terlalu banyak. Menurut Tiko --sapaan karib Kartika Wirjoatmodjo-- negosiasi restrukturisasi utang GIAA dilakukan dengan seluruh lender, lessor pesawat, hingga pemegang sukuk global. Negosiasi moratorium utang dan restrukturisasi kredit dilakukan tiga konsultan yang ditunjuk Kementerian Negara BUMN. ’’Peluangnya 50:50.’’
Sebanyak 11 kreditur dalam negeri telah mencapai kesepakatan restrukturisasi utang pada September 2021. Meski demikian, negosiasi dengan kreditur dan lessor masih alot dan membutuhkan waktu panjang. Salah satu alasannya, pesawat yang digunakan Garuda dimiliki puluhan lessor.
Tiko menilai opsi penutupan Garuda tetap terbuka meski berstatus sebagai maskapai flag carrier. Alasannya, saat ini sudah lazim sebuah negara tidak memiliki maskapai yang melayani penerbangan internasional.
Untuk melayani penerbangan internasional, maskapai asing akan digandeng sebagai partner maskapai domestik. Sebuah maskapai telah tertarik untuk menjadi partner maskapai internasional dengan kompensasi penerbangan umrah dan haji.
Untuk mengantisipasi jika opsi penutupan Garuda dilakukan, Kementerian BUMN telah menyiapkan transformasi maskapai Pelita Air dari air charter sebagai maskapai full service domestik. Tidak sulit menyiapkan Pelita untuk menggantikan Garuda. Karena seluruh sahamnya dimiliki Pertamina. Kalau pun restrukturisasi utang Garuda ternyata berhasil, Pelita Air tetap bakal dioperasikan sebagai maskapai full service domestik. ***
Related News

Waspada Penipuan Lebaran! BRI Bagikan Tips Cegah Kejahatan Siber

Chandra Asri (TPIA) & Glencore Rampungkan Akuisisi Shell di Singapura

Lebaran Praktis! Transaksi QRIS Makin Nyaman dengan BRImo

Tumbuh Minimalis, GJTL 2024 Raup Laba Rp1,18 Triliun

Surplus 22 Persen, TRIS 2024 Kemas Laba Bersih Rp82,90 Miliar

Laba dan Pendapatan Positif, Ini Kinerja MTDL 2024