EmitenNews.com – PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) emiten yang bergerak dibidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) telah melepas atau menjual saham treasury.

 

Saham treasury tersebut diperoleh dari pelaksanaan program buyback yang dilakukan oleh perseroan pada tahun 2020 di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan akibat dampak Pandemi Covid-19.

 

Perseroan berhasil melepas saham treasury di harga Rp1.988,-/lembar, harga tersebut 277% lebih tinggi dari harga rata-rata harga pembeliannya yang tercatat sebesar Rp527,-/lembar saham.

 

Keuntungan tersebut akan menjadi penambah ekuitas Perseroan melalui penambahan agio saham. Total nilai transaksi dari pelepasan saham treasury yang didapatkan oleh Perseroan sebesar Rp198,8 miliar.

 

Dampak dari transaksi tersebut, akan menambah nilai ekuitas dan nilai aset Perseroan sebesar nilai penjualan saham treasury setelah dikurangi biaya penjualan.

 

Pada 30 September 2021, Perseroan melakukan CSPA dengan para pemegang saham PT Oneject Indonesia (Oneject) sebagai bentuk ikatan untuk rencana akuisisi. Perseroan menggunakan hasil penjualan treasury tersebut, sebagai uang muka (down payment) yang diserahkan kepada para pemegang saham Oneject yang juga menjadi pembeli saham treasury Perseroan.

 

Direktur Keuangan IRRA Pratoto Setno Raharjo menjelaskan dampak dari penjualan saham treasury ini akan terlihat dalam laporan neraca Perseroan. Perubahan yang terjadi pada neraca, berupa kenaikan ekuitas akibat bertambahnya nilai Agio saham dan hilangnya pos saham treasuri yang sebelumnya

 

sebagai pengurang ekuitas. ”Dari sisi pasiva, nilai Ekuitas IRRA akan bertambah sebesar nilai penjualan saham treasury, setelah dikurangi biaya penjualan. Dari sisi aktiva, karena hasil penjualan digunakan untuk uang muka pembelian akuisisi Oneject, maka penambahan di asetnya berupa pos uang muka pembelian.

 

Jika menggunakan nilai total aset dan total ekuitas buku semester I 2021 (1H2021), maka total aset kami naik 20% dan Ekuitas naik 72% dengan transaksi pelepasan saham treasury”, jelas Pratoto.