Sementara itu Erick Thohir menjelaskan, langkahnya membeli saham klub di Solo itu untuk memperbaiki manajemen dan regenerasi. “Yang saya lakukan di Persis Solo dengan Oxford, tidak jauh berbeda. Memperbaiki manajemen, melakukan regenerasi, membuat keduanya lebih baik. Bukan hal mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin.”

 

Oxford yang disebut Erick adalah klub di Inggris, English Football League. Seperti kita tahu, Erick juga menjadi bagian dari konsorsium Indonesia, bersama Anindya Bakrie, yang memiliki saham di klub Inggris, Oxford itu. Konsorsium itu baru saja menambah investasi dengan membeli saham pengusaha asal Thailand, Sumrith "Tiger" Thanakarnjanasuth. Kini mereka menguasai 51 persen saham klub English Football League. Sebelumnya, Erick juga pernah menjadi pemilik klub Italia, Inter Milan.

 

Khusus untuk Solo dan Aga (Mahendra Agakhan), Erick Thohir menjelaskan, sang anak,. Aga mau mengikuti jejak kakeknya, ayah Erick, yang memulai perjuangan dari Solo. Ia mengatakan, Solo adalah kota pertama sang ayah berjuang terpisah dari keluarga untuk sekolah. Sang anak, Aga Thohir, menjelaskan akan banyak belajar soal industri olahraga profesional yang dimulai dari Persis Solo bersama Kaesang dan Kevin. Ia siap membantu memajukan olahraga khususnya sepak bola di Solo.

 

Baiklah kita tunggu kejutan Kaesang Pangarep, dan pemilik saham lainnya, dengan dukungan orang-orang profesional, sukses membawa Persis Solo berjaya di kancah nasional. Persis adalah sejarah panjang. Klub yang didirikan pada 8 November 1923 itu, pernah berlaga di divisi tertinggi sepak bola Tanah Air, tetapi kini berkompetisi di kasta dua atau Liga 2. Seperti apa hasilnya, lihat saja nanti. ***