Kantongi Kontrak Rp1 Triliun, Saraswanti (SAMF) Optimistis Penjualan Tumbuh 30 Persen

EmitenNews.com - PT Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) optimistis penjualan tahun ini bertumbuh 30 persen. Itu mengingat permintaan pupuk masih tinggi.
”Kami optimistis tahun ini, penjualan mencapai Rp2,4 triliun alias meningkat 30 persen,” tutur Yahya Taufik, Direktur Utama PT Saraswanti Anugerah Makmur, kepada media, Rabu (5/1).
Tahun lalu, Saraswanti penjualan diperkirakan menyentuh sekitar Rp1,85 triliun. Salah satunya, dipicu penambahan kapasitas pada anak usaha di Surabaya, PT Dupan Anugerah Lestari. Penambahan kapasitas itu akan beroperasi pada akhir triwulan II-2022.
”Selain itu, Saraswanti sudah memegang kontrak dengan pelanggan akan dikirim triwulan I-2022, dan sebagian pada triwulan II-2022. Jumlah pesanan sudah masuk mencapai Rp1 triliun,” ulas Yahya.
Komitmen kontrak dengan pelanggan itu, membuat optimistis Saraswanti makin menguat tahun ini. Selain itu, juga telah meneken komitmen pasokan bahan baku pada 2022. Saraswanti mengantongi komitmen pasokan bahan baku dari Laos untuk pabrik di Sampit, Kalimantan Tengah (Kalteng).
”Selama ini, pasokan kami sebagian dari Laos dan sebagian dari Rusia. Pasokan dari Laos membuat kami bisa menekan biaya, mengingat pengapalan dari Rusia biayanya lebih tinggi,” ujar Yahya.
Peningkatan pemesanan pupuk dari pelanggan existing loyal atau pelanggan baru. Itu ditopang harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), sehingga para pemilik kebun bergairah melakukan pemupukan.
Saraswanti, produsen pupuk tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, Saraswanti memiliki lima pabrik tersebar di Surabaya, Sampit, dan Medan. Kelima pabrik itu berkapasitas total 600 ribu ton per tahun. (*)
Related News

Emiten Batu Bara Grup Sinarmas (GEMS) Bagikan Dividen Jumbo

Tabungan Pekerja Migran di BNI Melejit, Angkanya Bikin Kaget!

PWON Milik Alexander Tedja Rampungkan Proses Tender Surat Utang

Cita Mineral (CITA) Sepakat Bagi Dividen Rp328 per Saham

Jelang RUPS, Petinggi Hotel Sahid (SHID) Mundur

Pengendali ISSP Lego Saham Harga Bawah Pasar, Ada Tujuan?