Kapok Rugi Menahun, Kuartal I-2022 MNC Energy (IATA) Catat Laba USD9,4 Juta
EmitenNews.com - PT MNC Energy Investments (IATA) akhirnya mencatat laba bersih setelah bertahun-tahun merugi. Itu hasil langkah strategis perseroan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan pemilik 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).
Pada kuartal pertama 2022, MNC Energy mencatat pendapatan sebesar USD40,4 juta, naik 2.543 persen dibanding periode sama tahun lalu USD1,5 juta. Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA juga meningkat tajam dari negatif EBITDA USD0,3 juta menjadi positif EBITDA USD23,5 juta.
Nah, untuk kali pertama sejak bertahun-tahun, perseroan mencatat laba bersih USD9,4 juta. Bahkan kinerja keuangan pada kuartal pertama 2022, masih lebih unggul dibanding kinerja keuangan sepanjang 2021. Padahal, BCR baru tercatat dalam laporan keuangan MNC Energy mulai 1 Desember 2021.
Untuk tahun buku 2021, perseroan mencatat pendapatan USD17,2 juta, EBITDA USD4,6 juta, dan rugi bersih USD0,5 juta. BCR mencatat peningkatan produksi pada kuartal I-2022 dibanding kuartal I tahun lalu. Pada kuartal I-2022, BCR mencapai total produksi 852.322 metrik ton (MT), naik 95,4 persen dibanding periode sama tahun lalu dengan 436.251 MT.
Dibanding kuartal IV-2021, produksi BCR meningkat 13,3 persen dari 752.299 MT. Puta Muba Coal (PMC) menyumbang 66,9 persen dari total produksi BCR kuartal pertama 2022. Produksi pada 2022 diperkirakan masih terus meningkat dengan penambahan dua area tambang baru di PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), dan PT Arthaco Prima Energi (APE), mulai beroperasi kuartal kedua tahun ini.
Penjualan batu bara juga meningkat seiring peningkatan produksi. Perseroan mencatat penjualan 823.543 MT pada kuartal I-2022, naik 70,3 persen dibanding periode sama tahun lalu 483.719 MT. China, India, Vietnam, Thailand, dan Malaysia merupakan negara tujuan ekspor batu bara perseroan.
Peningkatan produksi itu, memanfaatkan momentum lonjakan permintaan dan harga batu bara di pasar internasional. Peningkatan itu, tidak luput dari harga gas dan minyak tinggi sehingga banyak beralih ke batu bara. Embargo komoditas Rusia menyusul invasi ke Ukraina. Energi terbarukan masih belum dapat diandalkan untuk menggantikan peran batu bara. Pemulihan ekonomi pasca-pelonggaran lockdown Covid-19.
Diakuisisi pada akhir 2021, BCR perusahaan induk dari sembilan perusahaan batu bara dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. BCR menargetkan produksi 7,8 juta MT pada 2022 dari ke empat IUP milik Putra Muba Coal (PMC), Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), Arthaco Prima Energi (APE), dan Indonesia Batu Prima Energi (IBPE).
Edisi 2021, tahun berbeda. Menilik perubahan drastis dilakukan negara, dan orang-orang bersedia beradaptasi dengan new normal. Sentimen serupa dirasakan manajemen, dan para pemegang saham untuk mengambil lompatan mengubah perseroan menjadi perusahaan energi. Itu keputusan tepat dan jihu. Saat ini, MNC Energy berkembang pesat. Baru-baru ini, perseroan memperluas portofolio energi masuk sektor minyak dan gas. ”Kami berharap dapat menjajaki peluang investasi lain sektor energi, seperti sumber daya terbarukan, dan perseroan akan siap membantu bangsa membangun masa depan lebih hijau ketika saatnya tiba,” tutur Hary Tanoesoedibjo, Executive Chairman of MNC Group. (*)
Related News
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya
Pendapatan Oke, Laba NCKL Kuartal III 2024 Tembus Rp4,83 Triliun
Transaksi Beres, Menantu Megawati Siap Tender Wajib Saham MINA
Harga Miring, Sejahtera Raya Repo 55 Juta Saham IMAS Rp652 per Helai