EmitenNews.com – Emiten agro sektor perkebunan sawit, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) telah melaksanakan pembayaran bunga kupon obligasi sejumlah USD11.625 juta atau setara dengan Rp167 miliar pada tanggal 21 Januari 2022 kepada Bank of New York Mellon, cabang New York.


Chief Finance Officer (CFO) SSMS Jap Hartono menyampaikan, pembayaran kupon tahap pertama tahun ini merupakan komitmen dan kewajiban SSMS terkait penerbitan obligasi global melalui anak Perusahaan senilai USD300 juta pada awal tahun 2018. "Kinerja operasional dan profil financial SSMS sangat baik, sehingga sangat memungkinkan Perseroan memenuhi segala kewajibannya, terutama dalam pembayaran kupon obligasi tersebut," kata Hartono dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/1/2022).


Sedangkan posisi kas dan setara kas per kuartal III 2021, emiten sawit yang rajin tebar dividen itu tercatat senilai Rp1,71 triliun. Untuk posisi aset, SSMS tercatat memiliki Rp13,39 triliun atau mengalami pertumbuhan 5 persen dari akhir tahun 2020 sebesar Rp12,77 triliun.


SSMS memandang optimis tahun 2022 ini akan mendulang pencapaian baik seperti tahun sebelumnya, karena menurut data GAPKI harga CPO pada awal triwulan tahun ini diperkirakan masih cukup tinggi. Dari sisi produksi CPO Perseroan juga mengatakan adanya peningkatan sampai akhir tahun ini.


Obligasi SSMS yang diterbitkan pada 23 Januari 2018 lalu ini memiliki tenor selama 5 tahun, yaitu 2018 – 2023 dengan pembayaran pokok obligasi dilakukan secara penuh pada saat jatuh tempo dengan tingkat suku bunga sebesar 7,75% per tahun, dengan kupon obligasi yang dibayarkan sebanyak 2 kali per tahun.


Merujuk pada laman Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono sebagai Ketua Umum menyebutkan masa lonjakan harga CPO menjadi waktu yang tepat untuk ekspansi guna meningkatkan produksi.


"Industri Sawit berhasil mencatatkan kenaikan harga CPO hingga 29,14% sepanjang tahun 2021 yang didorong penurunan produksi akibat pandemi covid-19 dan perubahan cuaca sementara demand terus meroket di masa pemulihan ekonomi," ujar Joko.


Adapun harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) masih tak terbendung dalam sepekan terakhir. Untuk kontrak berjangka CPO 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 3,12% ke level MYR 5.322/ton. Harga CPO kembali menyentuh level all time high (ATH) pekan ini. Salah satu katalis yang mendongkrak kenaikan harga adalah rencana Indonesia untuk membatasi ekspor minyak sawit.


Di sisi lain harga minyak mentah dunia juga masih terus mengalami kenaikan. Dalam sepekan harga minyak mentah naik lebih dari 1,5%. Pemicu utama terletak pada ekspektasi produksi yang belum akan pulih. Harga minyak mentah bahkan diperkirakan bakal menyentuh USD100/barel.


Kenaikan harga minyak mentah menjadi katalis positif untuk harga CPO. Kedua komoditas ini juga bersaing dalam segmen pasar yang sama yaitu energi.