EmitenNews.com - Satyamitra Kemas Lestari (SMKL) terus tumbuh dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Sejak Februari 2022, perseroan telah berkomitmen menggunakan energi keberlanjutan berupa Panel Surya Photovoltaic (PV), namun karena satu dan hal lainnya menyebabkan instalasi Panel Surya di perseroan terhambat. 

Herryanto Setiono Hidayat, Director and Chief Operational Officer (COO), menyebut perseroan berkomitmen menerapkan pola bisnis bertanggung jawab, sehingga tidak hanya fokus pada pertumbuhan penjualan, namun juga memperhatikan pertumbuhan keberlanjutan termasuk aspek sosial, dan lingkungan.

Itu dilakukan tidak hanya komitmen semata namun setidaknya untuk dua tujuan. Pertama, untuk mendukung program Pemerintah melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) dalam menggunakan energi bersih, dan terbarukan sebagaimana termaktub dalam SDG’s poin ke-7, dan poin ke-13 dalam menangani perubahan iklim dunia/climate change. ”Kedua, mendukung para pelanggan kalau produk kami ramah lingkungan,” tegas Herryanto. 

Tindakan itu, selaras dengan paris agreement. Di mana, Panel Surya merupakan energi bersih, dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi matahari sehingga dapat mengurangi emisi karbon, dan menghemat biaya listrik. Panel Surya sementara ini akan dipasang di pabrik Balaraja, Tangerang, dan akan menyusul untuk pabrik berlokasi di Batang, Jawa Tengah. 

Perseroan menatap masa depan dengan penuh keyakinan dengan konsep bisnis keberlanjutan, sepenuhnya mempercayakan instalasi Panel Surya, dan kepengurusan Atribut Lingkungan kepada iForte Energi Nusantara sebagai mitra. Perjanjian Kerja sama telah diteken pada 30 Januari 2025. Perseroan memiliki kuota penggunaan 1.833 kWp atas energi dihasilkan Panel Surya PV tersebut. 

Selain itu, kami telah 100 persen menggunakan energi terbarukan untuk boiler dengan menggunakan gas dari PGN dan Biomass. Kami benar-benar serius menanggapi isu lingkungan dunia atas perubahan iklim, maka sudah sepatutnya perseroan berkontribusi aktif untuk menanggulangi hal tersebut dengan segenap kemampuan,” imbuhnya. 

Sementara itu, Thie David, Corporate Secretary melanjutkan perseroan optimistis dapat berkontribusi positif terhadap dunia untuk menekan dampak emisi gas rumah kaca (GRK) dengan mengikuti program Kadin Net Zero Hub pada 2023, disusul dengan mengikuti program IDX Net Zero Incubator pada 2024. Tahun ini, menjadi tahun kolaborasi. Perseroan menargetkan strategi bisnis berkelanjutan dengan menggandeng mitra bisnis profesional.

Itu penting untuk mengembangkan pasar kemasan ramah lingkungan dengan produk baru pulp mold diharap menggantikan styrofoam sehingga dapat mengurangi cemaran sampah plastik. “Selain itu, bahan baku pulp mold mayoritas menggunakan kertas daur ulang bukan virgin paper, sehingga sampah kertas perseroan sebagian akan diolah kembali menjadi produk, dan sebagiannya akan dikirimkan ke pabrik kertas. Itu sebagai terobosan baru dalam memanfaatkan sampah kertas agar memiliki nilai tambah,” ucap David. (*)