Di tahun tahun 2022, PGAS menargetkan peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor retail, komersial, serta sektor-sektor kelistrikan menjadi lebih dari 1.000 billion british thermal unit per day (BBTUD), termasuk pengelolaan trading LNG internasional. Angka tersebut ditargetkan dapat bertumbuh menjadi sekitar 1.400 BBTUD pada tahun 2027.


Mirza Adityaswara, Deputi Gubenur Senior Bank Indonesia periode 2014-2019 juga menyampaikan keyakinannya bahwa perekonomian akan membaik di tahun 2022. “Saya optimis ekonomi dunia dan Indonesia saat ini menuju ke normalisasi. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, menuju kearah akselerasi ke arah normal. Pada tahun 2020 waktu pertumbuhan negatif itu tidak normal, tahun 2021 kita sudah recovery awal dan tahun 2022 recover lebih baik,” ujar Mirza memaparkan outlook ekonomi 2022.


Lebih jauh Mirza menambahkan, dalam masa recovery ini hampir semua negara di dunia akan melakukan penyesuaian kebijakan. Sebagai contoh terkait suku bunga. Ketika masa pandemi, ditengah tren inflasi yang tinggi dan resiko perbankan mengalami kenaikan kredit bermasalah, bank sentral melakukan kebijakan suku bunga rendah. Ia mengatakan, dalam proses menuju kondisi normal akan banyak penyesuaian kebijakan. Suku bunga akan naik secara bertahap, insentif pemerintah berkurang dan sektor swasta mengambil peran lebih besar dalam perekonomian.


“Konsumsi energi yang meningkat juga perlu menjadi perhatian mengingat impor energi kita, khususnya minyak masih sangat besar dan berdampak terhadap devisa. Kehadiran energi yang efisien dan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor akan menjadi sangat penting bagi ketahanan ekonomi nasional,” tutupnya.