Selanjutnya, KEK Tanjung Lesung, Banten, dan produk lainnya membukukan marketing sales sebesar Rp135,5 miliar pada tahun 2022, atau dari dua kali lipat dari 2021.

 

Pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing, serta pemerataan pembangunan, yang mana hingga saat ini telah terdapat 19 KEK di seluruh Indonesia.

 

Dari sisi marketing sales pendapatan KIJA di tahun 2020 Rp898 miliar, lonjakan di 2022 Rp1,717 T. Adapun marketing sales KIJA diproyeksikan senilai Rp1 triliun masih dari Cikarang, sisanya Rp1 triliun lagi dari JV termasuk kendal dan 80 persen dari Rp1 triliun ini berasal dari KEK Kendal.

 

KEK Kendal menjadi yang terbaik dengan serapan investasi terbesar, dari tanjung lesung dan morotai belum memberikan sumbangan signifikan.

 

Saat ini di KEK Kendal sudah ada 80 tenan dengan nilai investasi yang di catat Rp28,9 triliun sejak awal didirikan di tahun 2016.

 

Sedangkan merujuk data resmi Ekonomi Khusus (KEK) Kendal di Jawa Tengah (Jateng) sebagai KEK berbasis industri pertama di Pulau Jawa mencatatkan komitmen investasi sebesar Rp 27 triliun hingga Juli 2022.  

 

Komitmen investasi di KEK Kendal tersebut berasal dari 75 pelaku usaha dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, China, Taiwan, dan Hongkong, serta termasuk juga investor dari dalam negeri. 

 

Investasi tersebut mampu menyerap 12.030 orang tenaga kerja dan telah menghasilkan nilai ekspor sebesar 50 juta dollar AS atau sekira Rp 748,9 miliar (kurs Rp 14.978 per dollar AS).