Keluar dari Middle Income Trap, Ini Pandangan Dirut BRI Sunarso
Dirut BRI Sunarso dalam acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu (10/9/2024). dok. BRI.
EmitenNews.com - Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), Sunarso mengungkapkan kunci agar Indonesia bisa keluar dari middle income trap (perangkap pendapatan menengah), jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6% terpenuhi. Yang tidak kalah pentingnya, terus mewujudkan ketahanan untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah.
“Berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia diperkirakan akan keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah pada tahun 2041, jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6% terpenuhi,” kata Sunarso dalam acara Katadata Forum bertajuk Indonesia Future Policy Dialogue di Jakarta, Rabu (10/9/2024).
Dalam rilis yang diterima Sabtu (12/10/2024), mengutip Bank Dunia, Sunarso menyebutkan, untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah, pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas USD4.465.
Dalam kajian BRI, faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi 6% adalah investasi pada human capital atau nilai ekonomi dari pengalaman dan keterampilan pekerja. Pembentukan human capital juga perlu didorong oleh tiga faktor.
Pertama, Indonesia harus fokus dalam memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan pangan. Untuk itu, menjadi penting jika kita fokus untuk memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan.
Kedua, negara punya tugas untuk menyejahterakan rakyat dan ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Cara terbaik untuk menyejahterakan rakyat adalah dengan memberikan mereka pekerjaan.
“Jadi semua orang pada usia produktif memang harus bekerja. Kalau begitu, pemerataan kesempatan kerja itu menjadi penting,” kata Sunarso.
Untuk mendapatkan pemerataan kesempatan kerja dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di dalamnya juga ada unsur pemerataan serta partisipasi masyarakat untuk ikut tumbuh dan berkembang.
“Investasi yang penting adalah human capital, dan kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Dan kemudian kita tunggu, untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ujar Sunarso. ***
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M