Kemandirian Bahan Baku Jadi Fokus Sektor Farmasi dan Kosmetik
Kementerian Perindustrian terus memperkuat arah industrialisasi di sektor farmasi dan kosmetik untuk mewujudkan kemandirian bahan baku nasional.
EmitenNews.com - Kementerian Perindustrian terus memperkuat arah industrialisasi di sektor farmasi dan kosmetik untuk mewujudkan kemandirian bahan baku nasional. Langkah ini menjadi bagian penting dalam memperkuat ketahanan industri kesehatan dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Kemandirian bahan baku menjadi salah satu fokus utama yang disampaikan dalam penyelenggaraan Indonesia Pharmaceuticals and Cosmetics for Sustainability (IPCS) 2025. Pameran berikut serangkaian kegiatan seminar, temu usaha, dan workshop tersebut menjadi wadah sinergi antara pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam mendorong inovasi serta keberlanjutan sektor farmasi dan kosmetik nasional.
“Kita harus memastikan Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga menjadi produsen utama produk kesehatan dan kecantikan berbasis inovasi. Potensi bahan baku lokal kita sangat besar, dan ini harus menjadi kekuatan dalam pengembangan industri yang berdaya saing global,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran persnya.
Menperin menjelaskan, sekitar 85 persen bahan baku farmasi masih bergantung pada impor, terutama dari India dan Tiongkok. Namun demikian, 95 persen produk obat jadi sudah diproduksi di dalam negeri, menunjukkan kemampuan industri hilir yang kuat.
“Saat ini bahan baku farmasi kita masih sekitar 85 persen impor, terutama dari India dan Tiongkok.
Tapi 95 persen produk obat jadi sudah diproduksi di dalam negeri. Kita hanya bisa mematahkan dominasi India dan China kalau mampu mengembangkan bahan baku dari kekayaan alam kita sendiri,” tegas Menperin.
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan bahan baku obat dari sumber daya alam lokal, seperti tanaman obat dan minyak atsiri yang tersebar di berbagai daerah. Potensi tersebut menjadi modal penting untuk memperkuat struktur industri farmasi nasional, sehingga Indonesia tidak hanya bergantung pada bahan baku impor, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan domestik dari produksi sendiri.
“Kita sudah punya contoh, misalnya bahan aktif berbasis tanaman obat, seperti meniran, yang sudah diekspor ke Inggris. Itu artinya industri kita sudah bisa memenuhi standar yang tinggi, karena Inggris itu salah satu negara dengan regulasi obat yang paling ketat. Ini bukti bahwa kemampuan riset dan inovasi kita mulai diakui di tingkat global,” ungkapnya.(*)
Related News
Jadi Pilar Ekonomi Terpenting, CPO Sumbang USD4,34 Miliar Surplus NPI
Transaksi Kredit Karbon Pertamina di COP30 Capai 37 Ribu Ton C02e
IHSG Tersandung di Akhir Pekan, Sembilan Sektor Rontok!
Kemenperin Siapkan Usulan Insentif Perkuat Industri Otomotif
Operasikan Cold Storage, BEEF Impor 16 Ribu Ekor Sapi
Penyaluran KUR di Sumbar Hingga Oktober Capai Rp6,46 triliun





