EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 0,52 persen menjadi 6.900. Indeks masih bergerak sideways dengan nilai, dan volume transaksi jauh di bawah rata-rata harian. Investor cenderung bersikap wait and see.

Apalagi, ketidakpastian meningkat seiring batas waktu pemberlakukan tarif pada 9 Juli makin dekat. Investor khawatir potensi kenaikan tarif lebih tinggi pada 1 Agustus 2025. Secara teknikal, indeks masih konsolidasi pada kisaran 6.820-6.950.

Data cadangan devisa Indonesia pada Juni 2025 sedikit naik menjadi USD152,6 miliar dari edisi Mei 2025 di level USD152,5 miliar. Kenaikan itu, ditopang penerimaan pajak, jasa, dan penerbitan obligasi global oleh pemerintah. Kenaikan terbatas karena upaya Bank Indonesia (BI) menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan ketidakpastian global. 

Sementara itu, penjualan sepeda motor periode Juni 2025 turun 0,3 persen YoY setelah pada Mei 2025 juga turun 0,1 persen YoY, disinyalir akibat pelemahan daya beli masyarakat. Investor mencermati perkembangan tarif Amerika Serikat (AS) selanjutnya. Trump mengancam memberi tarif tambahan 10 persen terhadap negara-negara pendukung kebijakan aliansi BRICS. 

Tarif tambahan itu, akan berlaku mulai 1 Agustus 2025. Nah, dari pasar domestik, investor juga akan menanti rilis indeks Consumer Confidence Juni 2025. Selain itu, investor menanti listing sejumlah emiten melalui skema initial public offering (IPO). Menilik data itu, Phintraco Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham berikut. Yaitu, PTRO, BREN, SRTG, ASII, TLKM, dan BBRI. (*)