EmitenNews.com - Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk memanfaatkan ekosistem ekonomi haji dan umrah. Tahun 2024, Indonesia menjadi negara pengirim delegasi haji terbesar di dunia dengan kuota 241.000. Hingga Mei 2024, tercatat 595.834 jemaah yang sudah melakukan umrah di Arab Saudi dengan 2.579 perusahaan travel.

Dalam keterangannya yang dikutip Jumat (24/5/2024), Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengungkapkan, besarnya potensi ekonomi dalam ekosistem haji dan umrah di Tanah Air itu.

"Ibadah haji dan umrah itu menghadirkan manfaat akhirat yakni spiritual, silaturahim dan persaudaraan. Sedangkan manfaat di dunia adalah memberi manfaat ekonomis atau profit serta sosial kemasyarakatan," kata Hilman Latief dalam rapat bersama di Kementerian Keuangan RI bertema pembahasan Penguatan Posisi Indonesia dalam Rantai Pasok Haji dan Umrah, Rabu (22/5/2024).

Dalam rapat bersama yang dipimpin Staf Ahli Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Kemenkeu RI, sekaligus Kepala Sekretariat KNEKS, Parjiono itu, hadir sejumlah pihak dari kedua kementerian.

Antara lain Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu, Kementerian Agama Ramadhan Harisman, Kepala dan Anggota Badan Pelaksana BPKH, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, BKF serta Direktur Pembiayaan Syariah, dan Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah, Manajemen Eksekutif KNEKS.

Hilman Latief mengatakan, penguatan ekosistem haji dan umrah serta dampaknya kepada masyarakat harus menjadi potensi ekonomi yang perlu dicermati di balik umat muslim Indonesia melaksanakan ibadah haji dan umrah. 

“Sekitar Rp65 triliun lebih biaya yang dikeluarkan masyarakat muslim Indonesia setiap tahun untuk melaksanakan ibadah haji, dan umrah, berdoa di Tanah Suci. Potensi ini secara ekonomi harus kita cermati untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," kata Dirjen PHU Hilman Latief.

Tahun 2024, Indonesia menjadi negara pengirim delegasi haji terbesar di dunia dengan kuota 241.000 jemaah dengan rincian 221.00 kuota normal dan 20.000 kuota tambahan.

Sementara itu, hingga Mei 2024, tercatat 595.834 jemaah yang sudah melakukan umrah di Arab Saudi dengan 2.579 perusahaan travel.

Untuk layanan jemaah dan potensi ekonomi dalam negeri dari penyelenggaraan haji, lumayan besar. Di antaranya, seragam jemaah, seragam petugas, katering di embarkasi, layanan bis dan kebutuhan jemaah lainnya.

Dari layanan jemaah dan potensi ekonomi di luar negeri, khususnya di Arab Saudi, saat ini Indonesia baru dapat menyiapkan makanan siap saji dan bumbu. Untuk layanan seperti daging, beras, sayur dan kebutuhan lainnya, masih dari negara lain. 

“Inilah yang harus kita cermati bersama," tandas Hilman Latief.

Dalam paparannya, Hilman Latief juga mengungkapkan, saat ini penyelenggaraan haji didasarkan pada prinsip-prinsip lingkungan hidup dengan mengurangi risiko lingkungan, menghindari kelangkaan ekologis, ke arah pembangunan berkelanjutan dan berorientasi kesejahteraan. ***