EmitenNews.com - Kementerian Pertanian RI terus berupaya menggelar Kegiatan Reguler Maksimum seperti Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dan Training of Trainer (ToT). BPPSDMP Kementan pun mengapresiasi kinerja pelatihan BBPP Binuang, sebagai Terinspiratif dalam mendorong dan mendampingi SDM pertanian Kalimantan mengikuti kegiatan pelatihan oleh Kementan itu.


Penghargaan Kementan diserahkan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi kepada Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati di Lido, Sukabumi, Rabu (30/3/2022) malam pada Launching SKKNI dan KKNI Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Kegiatan Reguler Maksimum pada Januari - Maret 2022.


"Saya apresiasi Kabalai Binuang sebagai pimpinan paling inspiratif. Apresiasi pula pada seluruh UPT BPPSDMP. Apresiasi tertinggi bagi Kapuslat Leli Nuryati yang sukses menggelar kegiatan pelatihan reguler maksimum seperti sejuta petani dan penyuluh maupun smart farming dan ToT," katanya di Lido yang dipancarluaskan via zoom meeting ke seluruh pelosok Indonesia.


Menurut Dedi Nursyamsi, Puslatan BPPSDMP terbukti mampu dan mumpuni menggelar kegiatan reguler maksimum. Pasalnya, pelatihan di era offline jangkauan maksimal 5.000 ribu peserta, namun kali ini mampu melibatkan lebih 1,5 juta peserta serentak dan simultan.


"Tak pernah kita bayangkan ini terjadi. Itu luar biasa. Saya diapresiasi banyak pihak di luar Kementan atas terobosan Kementan. Judulnya saja bikin kaget, apalagi realisasinya. Jangan-jangan ini pertama kalinya di Indonesia, bahkan dunia, baru Kementan yang lakukan kegiatan reguler maksimum," katanya lagi.


Dedi mengingatkan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penyediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi keniscayaan di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung serta ancaman krisis pangan.


"Bicara pertanian adalah sumber daya yang paling pasti. Sebab semua potensinya sudah terbuka lebar dan sangat menjanjikan, tinggal bagaimana SDM pertanian mampu meningkatkan produktivitas," kata Mentan yang dikutip Dedi Nursyamsi.


Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya mendorong dan mendukung kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian. Indonesia dan dunia saat ini 'tidak dalam kondisi baik-baik saja' akibat pandemi Covid-19 dan perubahan iklim.


Dedi Nursyamsi mendorong UPT Puslatan yakni Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) maupun Balai Pelatihan Pertanian (BPP) terus menggelar kegiatan reguler seraya mendukung penuh kegiatan reguler maksimum oleh Tiga Pilar dari BPPSDMP Kementan: penyuluhan, pelatihan dan pendidikan bagi SDM pertanian Indonesia.


"SDM penentu peningkatan produktivitas. Bung Karno ingatkan, pangan tidak boleh stop produksi. Kalau gagal, maka bangsa itu akan lenyap. Meskipun tantangan besar menghadang, kita harus optimistis untuk meningkatkan produktivitas. NKRI harga mati, begitu pula pertanian sebagai penyedia pangan," katanya.


Tekan Impor Pangan

Kegiatan Launching SKKNI dan KKNI Penyuluhan Pertanian dan Evaluasi Kegiatan Reguler Maksimum dihadiri Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, Kapuslat Leli Nuryati dan seluruh jajaran terkait Kementan serta sejumlah kepala dinas pertanian kabupaten dan kota dari seluruh Indonesia.


Kabadan SDM mengajak jajarannya mendukung upaya pemerintah menekan ketergantungan pada pangan impor, dengan membudidayakan substitusi kedelai yakni kacang koro pedang (canavalia ensiformis). Potensinya besar gantikan kedelai, karena kandungan protein tinggi ketimbang kacang-kacangan lainnya.


"Ganti kedelai dengan koro pedang untuk bahan baku tahu dan tempe. Ganti gula pasir dengan gula aren dan gula semut. Tanah kita berlimpah. Coba ke pantai, satuntung dele' (bahasa Sunda) sejauh kita memandang di pantai adalah bentangan nyiur melambai," kata Dedi.


Dia mengingatkan, tingkatkan budidaya komoditas substitusi seraya meningkatkan kemampuan petani milenial menjadi wirausahawan pertanian, dengan meningkatkan agenda intelektual bersama penyuluh dan praktisi pertanian.


"Harus diakui kendala luas dan jarak Indonesia sebagai negara terbesar keempat di dunia. Solusinya, gunakan akses virtual, internet of things dan big data dipadu sumberdaya yang kita miliki maka SDM pertanian pun siap meningkatkan produktivitas sekaligus bersaing di pasar global dengan produk kualitas ekspor," katanya. ***