Ketegangan Rusia-Ukraina Mereda, Hang Seng Pimpin Penguatan Indeks Saham Asia
EmitenNews.com - Dipimpin Hang Seng, indeks saham di Asia sore ini Rabu (9/2) ditutup naik. Sentimen pasar membaik seiring sinyal makin meredanya ketegangan antara Rusia dengan Ukrania yang membuat lega investor.
Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, memperkirakan investor saat ini masih mengantisipasi rilis data inflasi AS. Inflasi AS pada bulan Januari di prediksi naik lebih tinggi dari 7% Y/Y di bulan Desember yang merupakan laju tercepat dalam empat dekade.
"Jika inflasi ternyata naik lebih dari 7%, maka akan menambah tekanan terhadap bank sentral AS (Federal Reserve) untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter secara lebih agresif," katanya. Namun kekhawatiran investor diperkirakan akan berkurang jika ternyata inflasi tumbuh di bawah 7%.
Investor merasa sedikit lega setelah melihat adanya sinyal kemungkinan eredanya ketegangan antara Rusia dan Ukrania.
Setelah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pihaknya melihat kemungkinan pembicaraan antara Moskow dan Kiev mengenai konflik di bagian timur Ukrania untuk mencari solusi yang konkrit dan praktis dalam menurunkan ketegangan.
Di Asia, bank sentral Thailand (Bank Of Thailand atau BOT) mempertahankan suku bunga acuan di 0.5% untuk mendukung pemulihan ekonomi meskipun tingkat inflasi sudah menembus batas atas kisaran target 1% - 3%. Laju inflasi Thailand naik menjadi 3.23% di bulan Januari, tertinggi sejak April 2021.
Di tengah pemulihan ekonomi global yang saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu penyebaran varian Omicron virus COVID-19 dan tekanan inflasi, kawasan Asia Tenggara menghadapi risiko tambahan, yakni risiko pelarian modal (capital outflow) menjelang kenaikan suku bunga acuan di AS.
Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan keputusan suku bunga acuan besok, sudah mulai galak (hawkish) dengan menaikkan secara bertahap Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan sementara otoritas moneter Singapura (MAS) sudah mulai memperketat kebijakan moneter sebanyak dua kali sejak bulan Oktober 2021.
Statistik
IHSG: 6,834.606 | +45.084 poin |(+0.66%)
Volume (Shares) : 32.051 Billion
Total Value (IDR) : 13.658 Trillion
Market Cap (IDR) : 8,644.888 Trillion
Foreign Net Buy (RG): IDR 1.39 Trillion
Saham naik : 271
Saham turun : 265
Sektor Penguatan Terbesar
Transportasi & Logistik : +73.11 poin
Barang Baku : +11.74 poin
Industrial : +9.58 poin
Top Gainers:
ITMG : 21,650| +825 | +3.96%
BYAN : 37,500| +525 | +1.42%
UNTR : 22,675| +500 | +2.25%
TPIA : 10,550| +350 | +3.43%
SMMA : 12,300| +300 | +2.50%
Top Losers:
GGRM : 30,600| -400 | -1.29%
BEBS : 6,450 | -375 | -5.49%
PTSP : 5,925 | -375 | -5.95%
ARTO : 16,150| -325 | -1.97%
MSIN : 4,920 | -305 | -5.84%.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha