Transformasi menjadi negara digital adalah aset lain bagi Indonesia. Negara ini memiliki salah satu jumlah pengguna internet tertinggi di dunia, yaitu sekitar 196 juta orang, dan telah menciptakan lebih banyak unicorn/decacorn daripada negara-negara Asia Tenggara lainnya di luar Singapura, termasuk GoTo, Traveloka, Ovo, Bukalapak dan lain sebagainya. Namun, masih ada ruang yang signifikan untuk pertumbuhan. Karena secara kontras, lebih dari seperempat dari 278 juta penduduknya belum menggunakan internet, dan sekitar sepertiga masih belum memiliki rekening bank. Selain itu, Indonesia hanya menempati peringkat ke-56 di dunia dalam hal kinerja daya saing digital.

 

Dalam rangkaian keadaan seperti ini, sangat penting bagi para pembuat kebijakan dan komunitas bisnis untuk berfokus pada memastikan bahwa kombinasi unik Indonesia antara prospek hijau dan potensi investasi menjadikannya pusat yang menarik bagi modal global yang mencari pembiayaan berkelanjutan. Dalam hal ini, semua pemangku kepentingan, termasuk lembaga keuangan, harus memainkan peran aktif.

 

Bank, khususnya, berada dalam posisi yang memungkinkan mereka untuk bertindak sebagai perantara, menghubungkan investor dengan peluang investasi hijau yang sesuai. Selain itu, mereka dapat memainkan peran kunci dalam membantu perusahaan-perusahaan lokal merumuskan proyek-proyek yang sesuai dengan standar internasional dan praktik berkelanjutan, untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045.

 

Dalam konteks ini, Andhyta Firselly Utami, Seorang Peneliti Ekonomi Lingkungan dan Pendiri Think Policy, menyatakan bahwa, "Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah kunci bagi pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Pemerintah, pelaku bisnis, dan lembaga keuangan harus bekerja sama untuk mengalokasikan sumber daya secara bijaksana dan berinvestasi dalam proyek-proyek yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang regeneratif dan redistributif, mendukung tujuan dekarbonisasi, dan mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang berkelanjutan, seperti energi terbarukan, komoditas lestari, dan transportasi umum. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap aspek ekonomi kita, memastikan pertumbuhan yang berlanjut tanpa mengorbankan lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik." Keuangan berkelanjutan adalah elemen penting dari perjalanan Indonesia menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.

 

Dia menegaskan bahwa dalam konteks ini, tantangan yang dihadapi tidak bisa dianggap enteng, terutama dalam upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus memprioritaskan lingkungan, aspek sosial, dan tata kelola yang baik. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah, bisnis, dan lembaga keuangan, dengan dukungan dari masyarakat, sangat penting untuk mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045 - sebuah tujuan besar yang membutuhkan tekad dan aksi nyata kita semua untuk mewujudkannya.

 

Pembiayaan Berkelanjutan bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Berorientasi pada Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola Pembiayaan berkelanjutan merupakan paradigma keuangan yang telah menjadi sorotan utama dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Paradigma ini tidak hanya mencakup aspek finansial, tetapi juga aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang berdampak luas. Pembiayaan berkelanjutan, atau sustainable finance, adalah pendekatan keuangan yang memadukan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dalam konteks ini, Andhyta Firselly Utami, Peneliti Ekonomi Lingkungan dan Pendiri Think Policy, menggarisbawahi pentingnya memasukkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan keuangan. 

 

Menurutnya, "Pembiayaan berkelanjutan adalah tentang memahami bahwa ekonomi, sosial, dan lingkungan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan." Dalam upaya mencapai pembiayaan berkelanjutan, perbankan memegang peran sentral.

 

Perbankan tidak hanya sebagai penyedia dana, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam mendorong praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Perbankan memiliki peran dalam mendukung proyek-proyek yang berfokus pada energi terbarukan, efisiensi energi, dan tata kelola perusahaan yang baik. Peran perbankan dalam pembiayaan berkelanjutan adalah menciptakan perubahan positif yang bersifat menyeluruh dalam ekonomi.