Saat ini Manajemen KAEF tengah menelusuri lebih lanjut atas dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen. Adanya faktor-faktor di atas mengakibatkan kerugian KAEF secara konsolidasi pada tahun 2023 mencapai Rp1,82 triliun.

Pembenahan Menjadi Fundamental Kinerja Kimia Farma di Masa Depan Dalam upaya mendukung peningkatan kinerja, manajemen Perseroan terus melakukan pembenahan. 


Kimia Farma Group sebagai perusahaan healthcare yang terintegrasi dari hulu hingga hilir melaksanakan reorientasi bisnis pada seluruh anak usahanya. Reorientasi bisnis yang dijalankan meliputi penataan fasilitas produksi, penataan portofolio produk (segmen etikal, OGB & OTC), optimalisasi channel penjualan, cost leadership (strategi kepemimpinan biaya), dan  transformasi Sumber Daya Manusia (SDM). Transformasi SDM dilakukan melalui pengembangan kompetensi yang sejalan dengan penataan organisasi dan talent management berbasis kinerja. 

Manajemen KAEF juga melakukan upaya penataan aset serta restrukturisasi keuangan untuk memperbaiki profitabilitas. Pembenahan juga dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja PT Kimia Farma Apotek (KFA). Kedepannya akan dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan cashflow management di KFA. David optimistis upaya pembenahan internal ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja dan fundamental bisnis Perseroan pada tahun yang akan datang.  

“Kami menyadari tantangan yang kami hadapi, kami melihat pembenahan yang dijalankan merupakan upaya untuk melakukan perbaikan dan pertumbuhan. Kami optimistis melalui bersih-bersih di tahun 2023 akan memberikan fundamental yang baik untuk kinerja Kimia Farma ke depan. Strategi pertumbuhan berkelanjutan dijalankan melalui tiga fase meliputi fase pertama yaitu operational excellence untuk meraih profitabilitas, fase ke-dua yaitu penguatan finansial untuk membuka potensi emas yang dimiliki KAEF, dan fase ke-tiga menjadi ekosistem healthcare Indonesia melalui strategi digital”, pungkas David.