Lalu, penekenan adendum lima perjanjian kredit dengan Tanjung Belit Bara Utama senilai Rp325 miliar. Durasi kredit sampai 31 Desember 2024 dengan banderol bunga 9,5 persen per annum. Fasilitas itu untuk pengeluaran modal, dan biaya pengembangan sarana dan prasarana pertambangan batu bara.

 

Kemudian, adendum lima perjanjian kredit dengan Berkat Nusantara Prima senilai Rp325 miliar. Pinjaman berdurasi sampai 31 Desember 2024 berbunga 9,5 persen per annum. Fasilitas pinjaman untuk pengeluaran modal, dan pengembangan saran, dan prasarana pertambangan batu bara.

 

Berikutnya, adendum enam perjanjian kredit dengan Roundhill Capital Indonesia sejumlah Rp140 miliar. Pinjaman berjangka sampai 31 Desember 2024 berbunga 9,5 persen annum. Pinjaman tersebut untuk modal kerja. Selanjutnya, adendum 10 dengan Borneo Indobara senilai Rp150 miliar. Durasi kredit hingga 31 Desember 2024 dengan bunga 9,5 persen per annum. Pinjaman untuk pengembangan usaha pengangkutan batu bara termasuk proyek infrastruktur, da? prasarananya. 

 

Selanjutnya, adendemu 9 kredit dengan Gems Trading Resources Pte Ltd sejumlah USD75 juta alias setara Rp1,17 triliun dengan aussi kurs tengah Bank Indonesia Rp15.600 per dolar Amerika Serikat (USD). Durasi pinjaman sampai 31 Desember 2024 dengan bunga 9,5 persen per annum. Pinjaman untuk kebutuhan modal kerja. 

 

Adendum 4 kredit dengan Era Mitra Selaras sejumlah Rp20 miliar. Durasi pinjaman sampai 31 Desember 2024 dengan bunga 9,5 persen per annum. Pinjaman untuk kebutuhan modal kerja. Adendum tiga dengan Barsentosa Lestari senilai Rp300 miliar. Durasi pinjaman sampai 31 Desember 2024 dengan bunga 9,5 persen per annum. Pinjaman untuk kebutuhan modal kerja. 


Dan, terakhir teken adendum 2 perjanjian Kredit dengan Dwikarya Sejati Utama sejumlah Rp1 miliar. Jangka pinjaman sampai 31 Desember 2024 dengan bunga 9,5 persen per annum. ”Fasilitas pinjaman untuk kebutuhan modal kerja,” tulis Sudin, Corporate Secretary Golden Energy Mines.