EmitenNews.com - Pertumbuhan laba Media Nusantara Citra (MNCN) memburuk. Kondisi tersebut membuat masa depan perseroan diperkirakan suram. Lonjakan pendapatan pada kuartal I-2024 dari permintaan iklan terkait pemilu diperkirakan terjadi.

Namun, kondisi ini dilihat sebagai peningkatan singkat, bukan pembalikan tren pada 2024. "Oleh karena itu, kami menempatkan rekomendasi not rated untuk MNCN," tutur Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christopher Rusli, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/2).

Mengutip data perdagangan sejak akhir tahun lalu hingga kemarin, Rabu (28/2/2024), harga saham MNCN bergerak melemah dari Rp390 menjadi Rp322, turun 68 poin atau 17,44 persen secara year to date (YtD).

Meski ada tantangan dari Analog Switch-Off TV FTA dan kondisi pasar, MNCN meraih 45,7 persen belanja iklan nasional, dan 41,6 persen pangsa pemirsa prime time pada September 2023, dengan 13 program masuk dalam 20 program teratas. "Tambahan hak siar eksklusif EURO 2024 dan 2028, diharap pendapatan MNCN lebih baik," ujar Christopher.

MNCN telah mengalami pertumbuhan pendapatan pada Pemilu sebelumnya karena peningkatan viewership dan iklan. Dengan demikian, Christopher mengantisipasi peningkatan viewership dan pendapatan di kuartal 1-2024.

Fokus perusahaan pada platform digital dan media sosial, dengan jumlah pengikut besar, bertujuan untuk menjangkau audiens muda yang terlibat secara politik, sehingga memanfaatkan posisi dominannya dalam belanja iklan FTA.

Movieland, pusat ekonomi kreatif seluas 21 hektare dalam MNC Lido City, menjadi pusat produksi film dan TV terbesar Asia Tenggara, dengan fasilitas tercanggih. Movieland diharap mengefektifkan produksi, mendongkrak gross profit margin MNCN. "MNCN diperdagangkan di bawah rata-rata rasio P/E dalam 5 tahun, menunjukkan undervaluation," pungkas Christopher. (*)