“Tapi tiap bulan makin turun dan hanya bisa averaging hingga memiliki 40.010 lot. Setelah mendekati tanggal kadaularsa  saya sudah tidak  sanggup averaging (harga rata-rata) dan hanya pasrah dengan modal Rp10.2 dan hari terakhir pun saya tidak melakukan averaging. Sudah pasrah mau jual di angka 1 rupiah pada sesi 2 perdagangan di buka,” jelas dia.

 

Menariknya, pada tanggal 27 Maret 2023 sebagai hari terakhir perdangan waran ZYRX ada pergerakan liar hingga terkerek ke level Rp276 per lembar dan kemudian ditutup di level Rp1 per lembar.

 

Pada saat itu dia melakukan aksi ambil untung dari hasil investasinya.

 

Karena pergerakan liar dan dicurigai tak wajar itu, salah satu sekuritas melaporkan karyawannya ke Polda Metro Jaya.

 

Akibatnya, Polda Metro membekukan hasil penjualan waran ZYRX pada tanggal 27 Maret 2023 untuk penyelidikan.