EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 0,26 persen menjadi 8.388. Indeks rebound setelah selama dua hari perdagangan ditutup melemah akibat profit taking, meski rupiah melemah pada level Rp16.717 per dolar Amerika Serikat (USD) di tengah penguatan indeks Dolar AS. 

Penguatan indeks antara lain ditopang data ekonomi domestik cenderung mulai membaik akhir-akhir ini seiring adanya tren penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), dan paket stimulus dari pemerintah. BI mengindikasikan masih terbuka peluang penurunan BI rate lebih lanjut dengan ekspektasi akan ada penurunan 50 bps hingga akhir Maret 2026.  

Aksi korporasi emiten mulai marak, seperti buyback saham, pembagian dividen interim, right issue, private placement, dan akusisi, juga menjadi katalis positif. Investor Inggris akan merilis data pertumbuhan gross domestic product (GDP) Preliminary kuartal III 2025 berdasar konsensus 0,2 persen dari 0,3 QoQ, dan 1,4 persen dari 1,4 persen YoY kuartal II 2025.

Sedang pemodal Euro Area akan menanti rilis data industrial production September 2025 diperkirakan naik 0,7 persen MoM setelah Agustus 2025 turun 1,2 persen MoM. Secara teknikal, tren jangka pendek, menengah, dan panjang indeks masih di area bullish. Di mana, indeks di tutup di atas MA5, MA20, dan MA50.

Indikator MACD juga masih bertahan di area positif. Namun Stochastic RSI masih di area overbought, dan indeks mendekati upper bollinger band. Itu mengindikasikan indeks berada di area bullish sekaligus rentan profit taking. So, indeks diperkirakan cenderung bergerak konsolidasi.

Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 13 November 2025, indeks akan menjelajahi area support 8.350, dan posisi resistance 8.450. Nah, kalau indeks mampu bertahan di atas level 8.450 dengan diikuti volume, diperkirakan indeks berpeluang menuju level psikologis  8.500. 

Menilik data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Elnusa (ELSA), Indah Kiat (INKP), Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), AKR Corporindo (AKRA), dan Mayora Indah (MYOR). (*)