EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup susut 0,77 persen menjadi 8.061. Saham sektor transportasi mengalami koreksi terbesar, dan saham sektor properti mencatat penguatan terbesar. Rupiah bergerak sedikit menguat terhadap dolar Amerika Serikat (USD). 

Indeks bursa Asia ditutup mixed, setelah data PMI manufacturing Tiongkok edisi September 2025 terkontraksi selama enam bulan buruntun, meski mencatat kenaikan dari bulan sebelumnya,  dan di atas perkiraan pasar. 

Selanjutnya, investor mencermati data ekonomi, yaitu di antaranya indeks manufacturing PMI September 2025, neraca perdagangan, dan inflasi September 2025. Secara teknikal, histogram positif MACD mengecil, dan MACD berpotensi mengalami death cross, didukung tekanan jual lebih dominan. 

Indeks ditutup di bawah level MA5 sekitar 8.090. Indikator Stochastic RSI mengarah ke arah pivot. So, indeks diperkirakan berpotensi cenderung melemah. Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 1 Oktober 2025, indeks akan menguji support 8.020, dan resistance 8.150.

Investor Eropa akan mencermati data inflasi September 2025 ditaksir naik menjadi 2,2 persen dari Agustus 2025 di level 2 persen. Sedang core inflation diramal tetap di level 2,3 persen YoY. Pemodal AS menanti indeks ISM Manufacturing PMI September 2025 diperkirakan naik menjadi 49 dari Agustus 2025 di posisi 48.7.

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas merekomendasikan para investor untuk sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Summer Alfaria alias Alfamart (AMRT), Rukun Raharja (RAJA), Raharja Energi Cepu (RATU), Alam Sutera Realty (ASRI), dan Krakatau Steel (KRAS). (*)