EmitenNews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan melakukan pemeriksaan terhadap Komisaris Utama Sinarmas Grup Indra Widjaja pada hari ini, Rabu (12/2/2025).

Jurubicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan, pada Rabu 12 Februari 2025, tim penyidik memanggil Indra Wijaja anak dari Eka Tjipta Wijaja pendiri Sinarmas Grup yang juga selaku Komut PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, Komut PT AB Sinar Mas Multifinance, yang juga Komut PT Asuransi Sinar Mas, Komisaris Utama PT Sinarmas Sekuritas pada 1999-2021.

Dia diperiksa dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pada kegiatan investasi PT Taspen (Persero) Tahun Anggaran 2019.

"Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK," kata Tessa kepada wartawan, Rabu siang, 12 Februari 2025.

Selain itu kata Tessa, tim penyidik juga memanggil 3 orang saksi lainnya, yakni Ferriyady Hartadinata selaku Direktur PT Hartadinata Abadi, Agung Cahyadi Kusumo selaku Direktur Utama PT FKS Mukti Agro yang juga mantan Komisiras PT Asta Askara Sentosa dan PT Pangan Sejahtera Investama, serta Helmi Imam Satriyono selaku mantan Direktur Keuangan Taspen.

Sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (10/2) periksa Rido Primanda pegawai Bahana Sekuritas dalam penyidikan dugaan korupsi investasi fiktif PT Taspen Persero pada 2019. 

Dalam kasus ini, KPK menuduh Ekiawan dan Kosasih bersengkongkol menyebabkan kerugian negara dengan melakukan proses investasi fiktif uang PT Taspen. 

Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu pun mengatakan, penyidik masih mendalami peran tiap perusahaan tersebut dalam pengelolaan dana investasi Rp1 triliun milik PT Taspen. Lembaga antirasuah tersebut mengklaim akan turut menjerat semua orang yang terbukti terlibat dalam kasus tersebut.

"Itu sedang kami dalami perannya seperti apa. Apakah ada kesepakatan-kesepakatan, atau hanya dilewatkan saja dan tak ada means rea (niat jahat)," kata Asep, Rabu (08/01/2025).

Berdasarkan data KPK, perusahaan yang paling banyak menerima keuntungan dari kasus investasi fiktif tersebut adalah PT Insight Investment Management (IIM) yaitu sebesar Rp78 miliar.  Selain IIM, perusahaan lain yang menerima keuntungan adalah PT Valbury Sekuritas Indonesia (VSI) sebesar Rp2,2 miliar; PT PS sebesar Rp102 juta; dan PT Sinarmas Sekuritas (SS) sebesar Rp44 juta.