EmitenNews.com – Perusahaan perbankan swasta PT Bank Permata Tbk (BNLI) menyampaikan penyaluran kredit ritel Bank Permata turun 5,6 persen atau menjadi Rp44,2 triliun pada kuartal III 2021 akibat dampak COVID-19.

 

"COVID-19 berdampak pada bisnis ritel yang melambat, permintaan daya pinjam UKM rendah. Hal ini membuat portofolio kredit perbankan ritel turun menjadi Rp44 triliun," kata Direktur Retail Banking BNLI Djumariah Tenteram dalam konferensi pers Bank Permata, secara daring, Rabu.

 

Penurunan pinjaman tersebut dipengaruhi oleh sektor UKM yang penyaluran pinjamannya turun 19 persen menjadi Rp12 triliun dan keuangan bersama atau joint finance yang kreditnya turun 49 persen menjadi Rp4,6 triliun.

 

"Namun pinjaman masih mengalami pertumbuhan yang berasal dari kartu kredit dan pinjaman pribadi serta dana hipotek yang masing-masing tumbuh 3,6 persen dan 24,1 persen," ujarnya.

 

Kendati ada penurunan dari kredit ritel, Bank Permata melihat bisnis retail mulai tumbuh tumbuh positif sejak kuartal IV 2020.

 

Pertumbuhan dana pihak ketiga retail hingga September 2021 tumbuh 9,5 persen (yoy) atau mencapai Rp104,1 triliun dengan CASA yang tumbuh 10 persen dan deposit tumbuh 15 persen.

 

Pada kesempatan yang sama Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo menyampaikan kredit wholesale mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan 45,4 persen (yoy) atau mencapai Rp77,3 triliun.

 

Pertumbuhan juga dicatatkan oleh dana pihak ketiga sebesar 55,1 persen (yoy) atau Rp59,4 persen. Hal terebut didukung oleh CASA yang tumbuh hampir dua lipat atau tepatnya 94 persen dan dana deposit yang tumbuh 19 persen.

 

"Ini memberikan sedikit keuntungan dari cost of fund dan kami berharap dapat terus menumbuhkan dan mengandalkan pihak ketiga utamanya dalam CASA," tutur Darwin.