EmitenNews.com - Astra International (ASII) periode sembilan bulan pertama 2025 mengemas laba bersih Rp24,47 triliun. Susut 5 persen dari episode sama tahun lalu senilai Rp25,85 triliun. Akibatnya, laba per saham dasar dan dilusian turun menjadi Rp605 dari sebelumnya Rp639. 

Pendapatan bersih Rp243,6 triliun, turun minimalis satu persen dari posisi sama tahun lalu Rp246,32 triliun. Laba bersih grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp24,7 triliun, 6 persen lebih rendah dibanding periode sama 2024 senilai Rp26,18 triliun. 

Kalau memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, laba bersih grup menurun 5 persen menjadi Rp24,5 triliun. Itu terutama disebabkan penurunan kontribusi dari bisnis jasa penambangan, dan pertambangan batu bara sebagian diimbangi kinerja lebih baik dari bisnis pertambangan emas, jasa keuangan, agribisnis, dan infrastruktur, sementara kinerja otomotif secara umum stabil. 

Nilai aset bersih per saham pada 30 September 2025 naik 6 persen menjadi Rp5.609. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup, mencapai Rp13,4 triliun, meningkat dibanding akhir 2024 senilai Rp8 triliun. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp64,6 triliun, meningkat dibanding akhir tahun lalu Rp60,2 triliun.

“Laba grup mengalami penurunan tersebab harga batu bara lebih rendah. Kontribusi solid bisnis-bisnis lainnya turut mendukung resiliensi kinerja grup, dan kami perkirakan kinerja 2025 masih akan sejalan dengan tren kinerja grup saat ini. Kami tetap fokus untuk menjaga disiplin keuangan, keunggulan operasional, dan memanfaatkan kekuatan neraca keuangan kami untuk menangkap peluang pertumbuhan, dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” tutur Djony Bunarto Tjondro Presiden Direktur Astra International. (*)