EmitenNews.com – Emiten kesehatan plat merah PT Indofarma Tbk (INAF) mengatakan, pihaknya menyiapkan investasi sebesar Rp199,86 miliar dalam usaha mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat (BBO) yang sedang digalakkan oleh Holding BUMN Farmasi.


Sebagai informasi, Menteri BUMN Erick Thohir merencanakan akan semakin gencar dalam menyiapkan langkah pemangkasan impor bahan baku farmasi. Adapun strategi yang diambil dalam memangkas impor ialah dengan memaksimalkan peran holding BUMN Farmasi yang terdiri dari induk PT Bio Farma (Persero) dan anak perusahaan yakni PT Kimia Farma (Persero) (KAEF) Tbk dan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF).


“Perseroan melakukan investasi untuk mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku obat dan alat kesehatan dengan nilai investasi sebesar Rp 199,86 miliar,” tutur Sekretaris Perusahaan Indofarma Wardjoko Sumedi, Sabtu (1/1/2022).


Ia melanjutkan, investasi tersebut akan dialirkan untuk pengembangan ekstrak natural atau natural extract, pengadaan alat elektromedis dan furnitur rumah sakit (hospital furniture), diagnosa in vitro (in vitro diagnostic) dan juga pendukung fungsional alias supporting function.


Pihaknya menegaskan, mantap berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Perseroan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia untuk dikembangkan menjadi produk herbal berkualitas yang bisa digunakan sebagai obat.


Strategi ini berpotensi untuk mengurangi ketergantungan bahan baku obat yang diimpor dari negara lain. Untuk meningkatkan angka TKDN alat kesehatan, INAF juga melakukan strategi peningkatan lokal konten untuk produk rakitan dari manufaktur dalam negeri dan transfer teknologi dari manufacture luar negeri sehingga bisa diproduksi sendiri oleh perseroan


“Dalam proses ini, kamu menghadapi tantangan pengembangan untuk menuju kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan yang memerlukan waktu tidak singkat dan modal yang besar, serta kolaborasi dari berbagai pihak,” lanjutnya.


Tak hanya itu, INAF juga melakukan perubahan fokus usaha dengan mengembangkan produk herbal dan alat kesehatan.