EmitenNews.com - PT Bank Tabungan Negara (BBTN) ikut menyumbang laba bersih BUMN yang melesat hingga 1.000 persen tahun lalu. Selain itu, Bank BTN juga memberi angin segar sektor perumahan dengan multiplier effect ke 174 sektor lain. 


Nah, di tengah gelombang pandemi pada 2021, kinerja positif juga didorong efisiensi, dan transformasi sejalan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). ”Tidak hanya laba bersih, sebagai pemimpin pasar sektor kredit perumahan, kinerja positif Bank BTN juga mendongkrak sektor perumahan,” tutur Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, di Jakarta, Minggu (12/6). 


Tahun lalu, Bank BTN mencatat laba bersih Rp2,37 triliun atau naik 48,30 persen dari periode sama 2020. Penyaluran kredit dan pembiayaan Rp274,83 triliun atau naik 5,66 persen yoy. Kredit sektor perumahan mendominasi dengan 89,08 persen. Kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi dengan 8,25 persen menjadi Rp130,68 triliun dari periode sama 2020 di kisaran Rp120,72 triliun. 


Produk KPR subsidi, Bank BTN menawarkan uang muka ringan dari 1 persen, suku bunga tetap 5 persen, jangka waktu hingga 20 tahun, subsidi bantuan uang muka senilai Rp4 juta, bebas premi asuransi, dan pajak pertambahan nilai (PPN). Bank BTN terus menggelar transformasi sisi digital, bisnis proses, dan kantor cabang. Sisi digital, Bank BTN memoles produk digital banking mulai BTN Mobile Banking, BTN Cash Management, e-Mitra BTN, BTN Properti, dan rumahmurahbtn. 


Sisi bisnis proses, BTN membentuk pusat untuk kredit konsumer dan komersial agar lebih efisien. Selain itu, BTN juga fokus melakukan transformasi kantor cabang dengan prioritas penjualan, dan pelayanan. Bank BTN terus meningkatkan kemitraan dengan berbagai lembaga lain. Memperdalam kemitraan dengan perusahaan masuk rantai pasok sektor perumahan.


Transformasi itu, tidak hanya sukses meningkatkan perolehan laba bersih Bank BTN, tapi juga meningkatkan efisiensi. Biaya dana Bank BTN turun 21,31 persen menjadi Rp12,62 triliun dari periode sama 2020 sekitar Rp16,04 triliun. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) juga turun 233 basis poin yoy pada 2021. 


Lini bisnis syariah Bank BTN ikut mencatat kinerja positif. Per Desember 2021, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN menghasilkan laba bersih senilai Rp185,20 miliar atau naik 37,33 persen yoy. Lonjakan itu, disumbang kinerja penyaluran pembiayaan syariah senilai Rp27,55 triliun atau naik 9,93 persen yoy. 


Sementara itu, guna mendongkrak penyaluran kredit, dan pembiayaan terutama sektor perumahan, Kementerian BUMN akan menyuntik modal BTN. Injeksi modal Bank BTN dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp2,98 triliun. ”Kita ingin menambah Capital Adequacy Ratio (CAR) bank BTN mencapai 19 persen. Injeksi modal Rp2,98 triliun sudah disetujui melalui mekanisme right issue mungkin pada kuartal 3 atau 4,” tegas Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo.


Direktur Riset dan Investasi PT Pilarmas Investindo Sekuritas Mazimilianus Nico Demus mengatakan tambahan modal itu, akan mengakselerasi kinerja Bank BTN ke depan. BTN, tambahnya, akan leluasa melakukan ekspansi khususnya dapat meningkatkan pembiayaan rumah ke segmen masyarakat berpenghasilan rendah, dan milenial. (*)