EmitenNews.com - PT Kalbe Farma Tbk dan entitas anak (KLBF) sepanjang 9 bulan pertama tahun 2021 alis kuartal III berhasil mendongkrak kinerjanya. Perolehan itu terlihat dari  laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp2,28 triliun, posisi ini naik 12,8% dibandingkan Rp2,02 triliun di periode yang sama tahun 2020. Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional. 

 

Merujuk data laporan keuangan emiten farmasi ini yang disampaikan kepada BEI, Senin (25/10/2021) tertera penjualan KLBF per 30 September 2021 mencapai Rp19,09 triliun atau naik cukup baik sebesar 11,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp17,09 triliun. 

 

Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 23,9% dari Rp5.49 triliun menjadi Rp6,81 triliun, serta menyumbang 35,7% terhadap total penjualan bersih Perseroan. Divisi Obat Resep Perseroan membukukan peningkatan penjualan sebesar 11.2% dari Rp3.77 triliun menjadiRp 4.19 triliun, serta menyumbang 21,9% dari total penjualan bersih Perseroan. Divisi Produk Kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 7,6% menjadi Rp 2.91 triliun dengan kontribusi sebesar 15,3% terhadap total penjualan bersih Perseroan. 

 

Penjualan bersih Divisi Nutrisi tercatat sebesar Rp5.17 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021, mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 1,1% dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 27,1% dari total penjualan bersih Kalbe di sembilan bulan pertama tahun 2021.

 

Laba usaha meningkat 11,0% menjadi Rp2,84 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 14,9%. Laba sebelum pajak penghasilan pada sembilan bulan pertama tahun 2021 sebesar Rp2.97 triliun bertumbuh sebesar 10,7% dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,6%, stabil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.  

 

Posisi totas aset KLBF per 30 September 2021 sebesar Rp24,26 triliun atau naik dari periode 31 Desember 2020 yang sebesar Rp22,56 triliun, Pertumbuhan aset itu dikontribusikan oleh liabilitas atau utang senilai Rp4,27 triliun atau turun tipis dari Rp4,28 triliun dan ekuitas Rp19,99 triliun naik dari Rp18,27 triliun.

 

Adapun posisi keuangan emiten yang juga sangat perlu diperhatikan adalah kas dan setara kas akhir periode KLBF tercatat Rp5,64 triliun atau mengalami pertumbuhan dari periode sama tahuns ebelumnya Rp4,40 triliun.

 

Melihat kondisi ekonomi yang mulai menunjukkan tanda pemulihan, Perseroan merevisi target pertumbuhan penjualan bersih tahun 2021 menjadi sebesar 11%- 13% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11%-13%. Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. 

 

“Perseroan juga melakukan inovasi melalui PT Kalbe Genexine Biologics dengan melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia dan Timur Tengah,” kata Bernadus Karmin Winata, CFO KLBF.