EmitenNews.com - Dalam 4 bulan terakhir atau sejak Juni hingga kemarin (3/11/21), pemulihan ekonomi nasional disikapi positif oleh masyarakat, tercermin dari penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak hingga 9,47%. 

 

Martha Christina dan Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengatakan hingga akhir tahun 2021, investor masih memiliki ruang pertumbuhan dengan potensi penguatan IHSG hingga 6.800, meskipun akan mengalami konsolidasi pada bulan ini. “Secara teknikal, kami memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6.394 hingga 6.693 pada November, dan diperkirakan akan melemah terbatas dengan target di level 6.570 pada bulan ini.” 

 

Mengantisipasi pelemahan pasar di bulan November, Martha dan Nafan merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar yang dapat menjadi pilihan investor seperti sektor perbankan, industri manufaktur, dan infrastruktur. Prediksi tersebut mengingat dari sisi makroekonomi, kinerja PMI Manufaktur Global selama 16 bulan masih ekspansi di mana per Oktober 2021 tercatat naik menjadi 54,3 dan domestik mencetak rekor tertinggi 57,2.

 

"Secara tahunan, kinerja terbaik dibukukan oleh  BBCA plus 16 persen, BBRI plus 36 persen, BMRI plus 38 persen dan BBNI plus 79 persen. Sedangkan sektor industri ialah ASII dan UNTR," kata Martha.

 

Dari sektor infrastruktur rekomendasi saham datang dari emiten TLKM, ISAT, EXCL, TOWR dan TBIG. Ketiga sektor tersebut menjadi perhatian Mirae Asset mengingat,sisi makroekonomi, kinerja PMI Manufaktur Global selama 16 bulan masih ekspansi. Per Oktober 2021 tercatat naik menjadi 54,3 dan domestik mencetak rekor tertinggi 57,2.

 

"Khusus IHSG di bulan oktober berhasil menguat 4,8 persen setelah September mengalami peningkatan 2,2 persen,  di mana level teringgi dan terendah berada di rentang 6.687-6203. Sejak awal tahun, IHSG berhasil naik 10,2 persen,”

 

Disisi lain emiten tambang batu bara menikmati kenaikan harga jual dalam beberapa bulan belakangan ini, yang diikuti lonjakan sahamnya. Diproyeksi, fenomena itu masih akan berlanjut dalam rentang kenaikan terbatas, namun terancam kebijakan pemerintah.

 

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM menjelaskan, harga batu bara masih dapat naik meskipun China mulai menggalakkan intervensi baik di sektor riil maupun di pasar keuangan. Menurut dia, faktor utama yang masih dapat mendongkrak harga komoditas ’emas hitam’ tersebut, adalah faktor musim hujan yang semakin deras dan prediksi BMKG terhadap potensi terjadinya La Nina sejak bulan ini hingga akhir tahun. “Tingginya curah hujan tersebut dapat mengganggu proses penambahan batu bara terutama dari Indonesia sehingga berpotensi menaikkan harga batu bara dunia.” kata di dalam paparan media secara daring, Kamis (04/11/2021).

 

Hal senada disampaikan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina yang mengatakan, kebutuhan batu bara masih akan tinggi, yang akan diikuti dengan harganya pada puncak musim dingin, yakni Januari mendatang. “Kita lihat, kenaikan saham-saham komoditas seperti CPO dan batu bara masih akan berlanjut tapi sudah terbatas,” kata dia.