Lifting Minyak Indonesia 580 Ribu Barel, 96 Persen dari Target APBN

Ilustrasi lifting minyak pada kuartal I 2025 mencapai 580 ribu barel per hari (BPH), atau 96 persen dari target APBN sebesar 605 ribu BPH. Dok. ESDM.
EmitenNews.com - Realisasi lifting minyak pada kuartal I 2025 mencapai 580 ribu barel per hari (BPH), atau 96 persen dari target APBN sebesar 605 ribu BPH. Untuk lifting gas sudah 120 persen dari target APBN. Dalam APBN, target lifting gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari.
“Target lifting kita kan 605 ribu barel, sekarang sudah 580 ribu. Secara realisasi di kuartal pertama sudah 96 persen,” ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa.
Dalam keterangannya yang dikutip Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi lifting minyak pada kuartal I 2025 mencapai 580 ribu barel per hari (BPH), atau 96 persen dari target APBN sebesar 605 ribu BPH.
“Target lifting kita kan 605 ribu barel, sekarang sudah 580 ribu. Secara realisasi di kuartal pertama sudah 96 persen,” ucap Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa.
Di sisi lain, Bahlil menyampaikan lifting gas sudah mencapai 120 persen dari target yang termaktub di APBN. Dalam APBN, target lifting gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari.
Oleh karena itu, Bahlil optimistis bahwa target lifting migas yang tertuang di APBN tahun 2025 dapat tercapai. “Doain, ya, tahun 2025 ini, target APBN insyaallah tercapai.”
Dengan fakta yang ada itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyampaikan, percaya diri dalam menghadapi gejolak harga minyak dunia pasca-serangan Israel ke Iran.
Indonesia terus mengusahakan peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri, sehingga meminimalisir pengaruh gejolak internasional terhadap stabilitas ketersediaan energi di dalam negeri.
“Jadi, Indonesia ada ketahanan energi, kami mengusahakan ada peningkatan migas dalam negeri,” kata Yuliot Tanjung.
Informasi yang ada menyebutkan, Israel melakukan serangkaian serangan besar-besaran ke sejumlah target militer di Iran. Termasuk ke beberapa individu yang dikabarkan memiliki koneksi dengan program nuklir negara tersebut.
Serangan Israel itu juga menargetkan sejumlah pemimpin militer Iran, demikian laporan RIA Novosti mengutip sejumlah sumber.
Otoritas Iran membatalkan seluruh penerbangan di bandara Imam Khomeini di Tehran menyusul serangan tersebut, lapor kantor berita ISNA mengutip juru bicara bandara.
Portal berita Israel Ynet, mengutip sumber dari pihak berwenang, mengklaim pemimpin militer Iran, termasuk kepala staf umum, juga sejumlah ilmuwan nuklir kemungkinan tewas karena serangan Israel tersebut.
Tegangnya situasi di Timur Tengah diikuti oleh peningkatan harga minyak dunia hingga kisaran USD72-USD73 per barel. Itu berarti, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada level 65,29 dolar AS per barel.
Sekedar berbagi informasi, lifting minyak adalah volume produksi minyak bumi yang siap dijual atau dipindahkan dari titik penyerahan (custody transfer point).
Jangan salah. Ini berbeda dengan produksi minyak, yang merupakan total minyak yang dihasilkan dari sumur, dan tidak semuanya bisa langsung dijual.
Lifting minyak merupakan volume minyak yang telah diangkat dari bawah permukaan bumi, dipisah, disimpan, dan siap untuk diangkut dan dijual ke pembeli. ***
Related News

Bandara Batam-InJourney Bersama Kelola New Cargo Terminal Operator

Wamenkeu: Terpaku pada Strategi Jangka Pendek, Kita Nggak Kemana-Mana

Ekspor Alas Kaki Triwulan I 2025 Naik 13,8 Persen

Pemerintah Buka Keterlibatan Swasta pada Pembangunan Infrastruktur

IWIP Perkuat Pemberdayaan SDM Lokal, Serap 81.000 Tenaga Kerja

Pemerintah Cuma Bisa Tutup 40 Persen Kebutuhan Investasi Infrastruktur