EmitenNews.com - Tingkat literasi keuangan masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah. Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara menyatakan, itu tercermin dari minimnya jumlah keikutsertaan penduduk usia dewasa Indonesia dalam program pensiun. Hanya 6 persen yang sadar dalam menyiapkan hari tuanya agar tidak membebani ahli warisnya.


Dalam acara Pelatihan dan Gathering Wartawan Media Massa di Bandung, Sabtu (4/12/2021), Tirta Segara menyampaikan, padahal program pensiun sangat penting untuk diikuti kelompok usia dewasa. Hal ini bertujuan agar tidak membebani ahli waris di kemudian hari.


"Maka, kita semua perlu menyiapkan hari tua, agar tidak membebani atau merepotkan ahli waris nantinya," katanya.


OJK bersama stakeholders terkait lainnya terus berupaya menginisiasi sejumlah program untuk mendongkrak tingkat literasi keuangan masyarakat. Antara lain dengan menyelenggarakan program FinExpo Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada tanggal 1-31 Oktober 2021.


Melalui program tersebut OJK menargetkan tingkat inklusi masyarakat bisa mencapai 90 persen pada 2024. Hal ini sebagaimana ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo. Lewat program Bulan Inklusi Keuangan tersebut, OJK ingin juga mendorong tingkat inklusi mau pun literasi keuangan yang lebih tinggi. ***