Lonjakan Harga Minyak dan Ketakutan Gagal Bayar AS Bikin Indeks Saham Asia Loyo
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia sore ini Selasa (5/10) ditutup turun. Analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha, menyebut setidaknya ada dua hal yang memicu pelemahan ini.
"Investor khawatir lonjakan harga minyak mentah dunia saat ini akan memperparah tekanan inflasi yang dipicu oleh gangguan pada rantai pasok (supply chain) global," katanya.
Sementara silang pendapat politik di Washington DC berkaitan dengan penambahan batas penarikan utang oleh Pemerintah AS memicu ketakutan terjadinya bencana gagal bayar (default).
Keputusan oleh OPEC dan sejumlah negara produsen minyak non-OPEC untuk tidak meningkatkan volume produksi lebih dari yang sudah di sepakati, meskipun pasokan langka dan permintaan melonjak, telah mendongkrak harga minyak mentah dengan harga minyak jenis WTI mencapai level tertinggi dalam 7 tahun dan harga minyak jenis Brent mencapai level tertinggi dalam 3 tahun.
Keputusan OPEC ini diyakini akan memperkuat ekspektasi bahwa inflasi, yang sudah berada di level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, akan semakin meroket sehingga memaksa bank sentral di negara-negara maju untuk mulai memperketat kebijakan moneter yang super longgar lebih cepat dari perkiraan pasar.
"Investor juga cemas memantau perkembangan terkini dari krisis utang di Tiongkok, dimana Fantasia Holdings, sebuah perusahaan pengembang properti Tiongkok, gagal melunasi surat utang senilai USD206 juta. Padahal baru 2 minggu lalu Presiden Direktur Fantasia Holdings mengatakan perusahaan tidak mempunyai masalah likuiditas," tambah Dustin.
Kasus gagal bayar ini memperbesar kekhawatiran bahwa runtuhnya sektor properti Tiongkok akan mengguncang ekonomi negara itu secara keseluruhan.
Dari sisi makroeknomi, bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga acuan, cash rate, di level 0.1% dan melanjutkan rencana mengurangi pembelian surat utang Pemerintah menjadi ASD4 miliar per minggu hingga pertengahan Februari 2022.
Statistik
IHSG: 6,288.05 | -54.64 poin |(-0.86%)
Volume (Shares) : 30.9 Billion
Total Value (IDR) : 17.6 Trillion
Market Cap (IDR) : 7,740.5 Trillion
Foreign Net BUY (RG): IDR 968.1 Billion
Saham naik : 191
Saham turun : 331
Sektor Penekan Indeks:
Teknologi : -196.06 poin
Infrastruktur : -24.56 poin
Barang Baku : -23.97 poin
Top Gainers:
DSSA : 23,775| +3,275| +15.98%
BYAN : 27,950| +625| +2.29%
MEGA : 8,450| +450| +5.63%
ITMG : 24,825| +250| +1.02%
MLBI : 8,000| +200| +2.56%
Top Losers:
DCII : 45,525| -1,275| -2.72%
UNTR : 26,100| -1,000| -3.69%
ARTO : 13,825| -675| -4.66%
TFAS : 5,625| -400| -6.64%
SILO : 9,000| -375| -4.00%.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha