Sepanjang tahun lalu, LRNA mampu memangkas rugi bersih hingga 19,47% dari rugi Rp 26,47 miliar pada 2021 menjadi rugi Rp 21,31 miliar. Pendapatan usaha bahkan melesat 32,62% menjadi Rp 93,1 miliar dari Rp 70,2 miliar.

 

Pendapatan segmen AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) tercatat Rp 82,99 miliar, naik 35,4% dari Rp 61,294 miliar atau berkontribusi 89,14% terhadap total pendapatan. Kontribusinya naik dari tahun sebelumnya 87,31%. "Pendapatan kami naik yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta efisiensi dan optimalisasi biaya selama 2022," ujar Ryanta.

 

Sementara itu, hingga kuartal I-2023, pendapatan LRNA naik 7,4% menjadi Rp 18,49 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 17,22 miliar. Rugi bersih juga berhasil dipangkas 42% menjadi rugi Rp 2,11 miliar dari sebelumnya rugi Rp 3,64 miliar.

Kontribusi terbesar masih dari segmen bus AKAP Rp 15,19 miliar, naik dari Rp 15,08 miliar. 

 

Diikuti, segmen Divisi Rental Rp 1,47 miliar dari Rp 778,5 juta, segmen bus angkutan bandara/Jabodetabek Airport Connexion (JAC) Rp 1,02 miliar dari Rp 611,44 juta, dan segmen Jabodetabek Residence Connexion (JRC) serta Trans Jabodetabek Reguler (TJR) sebesar Rp 805,68 juta dari Rp 749,93 juta.