EmitenNews.com - Kalangan perbankan diminta menurunkan suku bunga simpanan yang masih berada di atas tingkat bunga penjaminan (TPP). Saat ini menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Anggito Abimanyu peningkatan proporsi nasabah yang menerima bunga simpanan lebih tinggi dari batas penjaminan yang berlaku.

"Proporsi nasabah yang mendapatkan suku bunga simpanan di atas TPP meningkat dari 13% di tahun 2022 menjadi sekitar 32%, September 2025," kata Anggito Abimanyu dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, seperti dikutip Selasa (4/11/2025).

Sejak September 2025, LPS telah menurunkan tingkat bunga penjaminan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5% untuk simpanan rupiah di bank umum, dari sebelumnya 3,75%. Namun, rata-rata suku bunga simpanan perbankan masih berada di atas batas tersebut.

"LPS bersama lembaga KSSK lainnya mendorong perbankan untuk dapat menyesuaikan suku bunga simpanan ke tingkat yang wajar," urai mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara itu.

Bank Indonesia juga mendesak perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit dan suku bunga deposito. Hal ini sejalan dengan adanya pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh bank sentral, serta penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah di perbankan.

Menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo penurunan suku bunga perbankan perlu didorong seiring dengan kondisi suku bunga acuan atau BI Rate yang sudah menurun hingga 150 basis poin (bps) sejak September 2024 dan ekspansi likuiditas moneter BI.

Penurunan suku bunga kredit perbankan berjalan sangat lambat, yaitu sebesar 15 bps dari 9,20% pada awal 2025 menjadi sebesar 9,05% pada September 2025. Dibanding penurunan BI-Rate sebesar 150 bps, suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 29 bps dari 4,81% pada awal 2025 menjadi 4,52% pada September 2025.

"Ini terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate (tingkat bunga spesial) kepada deposan besar yang mencapai 26% dari total DPK (dana pihak ketiga) bank," ungkap Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, dikutip Kamis (23/10/2025). 

Dalam perkembangannya, Suku bunga INDONIA sudah turun 204 bps dari 6,03% pada awal 2025 menjadi 3,99% pada 21 Oktober 2025. Selain itu, suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 251 bps, 254 bps, dan 257 bps sejak awal 2025 menjadi 4,65%, 4,67%, dan 4,70% pada 17 Oktober 2025.

Sementara itu, imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun bahkan telah menurun sebesar 218 bps dari 6,96% pada awal 2025 menjadi 4,78% pada 21 Oktober 2025. Untuk tenor 10 tahun menurun sebesar 132 bps dari tingkat tertinggi 7,26% pada pertengahan Januari 2025 menjadi 5,94%.

Meski begitu, seperti dilihat LPS, Perry Warjiyo menilai penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat dan karenanya perlu dipercepat. ***