Mari Intip Prospek Bisnis IPCC di 3 Kota Besar Via Stategi E-Tiket, Digitalisasi dan RFID
EmitenNews.com - PT Indonesia kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menargetkan penandatanganan kontrak kerjasama atau MoU dengan pelabuhan Belawan yang terletak di Medan akan terjadi pada 1 Desember 2021. penandatanganan kerjasama itu
akan mengikat pada sistem operasional Terminal kendaraan yang pada nantinya IPCC sudah bisa mengibarkan bendera operasional di pelabuhan Belawan kata direktur utama IPCC Rio T.N. Lasse.
Seperti kita ketahui penandatanganan kontrak tersebut merupakan langkah lanjutan setelah sebelumnya pada 16 November 2021 kedua belah pihak telah meneken nota kesepahaman atau mou dalam poin kerjasama itu kegiatan operasional Terminal kendaraan IPCC di pelabuhan Belawan akan dilakukan secara bertahap mulai dari kegiatan komersial dan sebagainya "Kerja sama pengoperasian terminal kendaraan Pelabuhan Belawan melalui skema revenue sharing dimulai per November 2021," ungkap dia dalam acara Media Gathering di Denpasar, Bali, Jumat (19/11).
Pelabuhan Belawan semula bagian dari Pelabuhan Indonesia 1 (Persero). Dengan mergernya empat entitas Pelindo (1, 2, 3, 4) dalam satu Grup Pelabuhan Indonesia (Persero), maka kerjasama yang saling membangun akan mudah terwujud. Penjajakan kerja sama IPCC dan Pelabuhan Belawan berupa penandatanganan nota kesepahaman keduanya berawal pada 12 November 2020 di Jakarta. Kala itu, Pelabuhan Belawan masih menjadi bagian dari Pelindo 1 dan IPCC masih menjadi bagian dari Pelindo 2.
Di masa mendatang, kerjasama dengan pola serupa maupun pola lain dapat terbuka antara IPCC dengan cabang pelabuhan lainnya. Cabang Pelabuhan Pelindo lain yang menjadi target adalah cabang yang memiliki potensi untuk mengoperasikan terminal kendaraan, baik dari segi throughput/kargo kendaraan maupun kesediaan lahan.
Setelah menggaet Pelabuhan Belawan, target terdekat IPCC adalah pelabuhan di Makassar dan Surabaya. "Semoga akhir tahun ini sudah bisa masuk Makassar, kemudian Surabaya pada tahun depan," ucap Rio.
Dengan pola kerja sama antara IPCC dan cabang pelabuhan lainnya, maka dapat menciptakan pelayanan bongkar muat kendaraan dengan standar internasional. Hal ini lantaran IPCC telah memiliki pengalaman dan kompetensi dalam pelayanan bongkar muat kendaraan.
Perseroan sendiri saat ini tengah fokus pada integrasi seperti Belawan yang sudah masuk secara bertahap yang tengah kita garap mulai seperti dari izin, kemudian komersial yang semuanya harus terstandarisasi, pada akhirnya nantinya akan terus bergulir, berikutnya adalah Makassar dan Minggu lalu juga para petinggi IPCC telah ke Surabaya untuk meninjau beberapa terminal seperti Terminal Jamrud Terminal Mirah dan sebagainya.
Pada intinya setiap kendaraan yang melewati terminal itu pasti menjadi lirikan kami. Lalu berikutnya kami juga fokus pada digitalisasi. Mulai dari culture, doing to how business dan semua yang terjadi di terminal IPCC harus terstandarisasi digital. Karena di saat ini digitalisasi tidak lagi bisa dielakan dengan standar yang dimiliki IPCC dan standar digitalisasi yang mumpuni maka sudah barang pasti para customer akan memilih terminal IPCC untuk melakukan bongkar muat kendaraan yang akan dikirim ke berbagai daerah baik domestik maupun internasional.
Advertorial
Related News
Usai Tambah Kepemilikan, Dirut Ini Kuasai 52,37 Saham PPGL
Tambah Kepemilikan Sang Pengendali Kini Kuasai 66,73 Persen Saham ITIC
XL Axiata (EXCL) Gandeng Quest Motors Garap Kendaraan Listrik
Emiten TP Rachmat (DRMA) Beberkan Peluang Ekspansi Bisnis EV
Antam (ANTM) Sebut Raih Penghargaan Tertinggi Internasional
Diam-diam, Bos IDEA Serok 6,5 Juta Saham di FCA Harga Pasar, Ada Apa?