Market Asia Mixed, IHSG Tatap Level 7.716

Pergerakan IHSG di Main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu melejit 0,57 persen menjadi 7.670. Penguatan IHSG ditopang saham-saham sektor infrastruktur surplus 1,22 persen, dan transportasi & logistik melejit 0,96 persen.
Sementara itu, asing membukukan net buy sebesar Rp1,11 triliun di pasar regular. Saham-saham paling banyak dibeli antara lain BBRI, BMRI, BBCA, TPIA, dan ADRO. Katalis penguatan IHSG dari rilis data GDP Amerika Serikat (AS) kuartal II-2024 tumbuh 3 persen atau lebih baik dari konsensus pasar 2,8 persen.
Secara teknikal, IHSG masih berhasil tertahan di atas MA60, dan MA200. Sementara indikator stochastic telah berada pada area overbought. IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat, dengan support pada level 7.616, dan resistance pada level 7.716.
Sementara rilis dari S&P manufacturing PMI Indonesia tercatat melanjutkan pelemahan di level kontraksi sebesar 48.9 pada Agustus 2024. Merujuk data itu, tim riset Reliance Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi beberapa saham pilihan berikut.
Antara lain Jasa Marga (JSMR), Bank Jago (ARTO), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Indomobil Multi Jasa (IMJS). Sementara itu, pagi ini bursa Asia telah diperdagangkan mixed. Indeks Nikkei 225 menguat 0,75 persen, dan indeks Kospi diperdagangkan menus 0,30 persen.
Di sisi lain, mayoritas indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat. Itu karena rilis data GDP kuartal II-2024 tumbuh 3 persen atau lebih baik dari konsensus pasar 2,8 persen. Lalu, optimisme akan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada pertemuan 17-18 September mendatang. (*)
Related News

PLN Pertahankan Status Siaga Kelistrikan Hingga 11 April

Kemenperin Rilis Peta Jalan Hilirisasi untuk Pacu Swasembada Aspal

Investasi Tembus Rp206 Triliun, Industri Agro Serap 9,3 Juta Naker

Diskon Biaya Listrik 50 Persen Berakhir, Maret Berlaku Tarif Normal

Konsumsi Solar Turun 19 Persen Dampak Pembatasan Operasional Truk

Joint Program Optimalisasi Penerimaan Negara 2025 Dimulai